Kamis 01 Dec 2022 19:05 WIB

Sebanyak 8.341 Rumah Korban Gempa Cianjur Diperbaiki pada Tahap Pertama

Sebanyak 17.864 rumah rusak akibat gempa telah diverifikasi oleh BNPB.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Pengungsi membongkar atap rumah yang roboh akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Pemerintah memastikan akan menyalurkan bantuan dana kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa. Bantuan tersebut dibagi menjadi tiga jenis, untuk kerusakan berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta, kerusakan sedang Rp25 juta dan kerusakan ringan Rp10 juta. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi membongkar atap rumah yang roboh akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Pemerintah memastikan akan menyalurkan bantuan dana kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa. Bantuan tersebut dibagi menjadi tiga jenis, untuk kerusakan berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp50 juta, kerusakan sedang Rp25 juta dan kerusakan ringan Rp10 juta. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin rapat tingkat menteri penanganan darurat dan persiapan penanganan pascabencana gempa bumi di Cianjur Jawa Barat pada Kamis (1/12/2022) sore. Dalam rapat itu, disepakati sebanyak 8.341 rumah bakal diperbaiki dalam rekonstruksi tahap pertama.

"Untuk tahap satu nanti akan ada sekitar 8.341 rumah yang akan segera diperbaiki dalam waktu dekat," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, proses penanganan tanggap bencana dan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Cianjur akan dilakukan secara paralel dan simultan. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

"Sehingga nanti penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi tidak harus menunggu selesainya tahap tanggap bencana, mana yang sudah bisa diatasi, maka pada saat itu juga kita akan melangkah ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dan itu akan menjadi domain dari Bapak Menteri PUPR," terangnya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan dari 60 ribu rumah yang dilaporkan rusak, sebanyak 17.864 rumah telah diverifikasi oleh BNPB. Menurutnya untuk membangun belasan ribu rumah tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat.

"Kalau yang di Semeru kita membangun 1.900 rumah, empat bulan selesai. Tapi ini lebih dari 27 ribu rumah menurut data awal dari BNPB. Jadi tidak singkat ini, karena jumlahnya banyak, lokasinya kan juga sangat-sangat di pegunungan yang aktivitasnya juga cukup sulit. Jadi yang penting kita akan kerjakan secepatnya," kata Basuki.

"Tahap pertama ini akan dibangun 200 rumah tipe 36 dengan luas lahan 90 meter persegi untuk setiap KK yang direlokasi," sambungnya.

Basuki melanjutkan, untuk titik lahan relokasi tahap pertama berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Ia pun menjelaskan untuk pembangunan hunian warga terdampak gempa nantinya akan menggunakan teknologi rumah instan sederhana (RISHA).

RISHA merupakan implementasi teknologi bangunan tahan gempa. Basuki menyebut, teknologi ini telah diterapkan dalam pembangunan hunian pascagempa di sejumlah wilayah seperti Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.

"Tahap pertama relokasi ada 2,5 hektar di Desa Sirnagalih, sekarang sudah land clearing. Kami mempunyai stok rumah RISHA (di Bandung) yang tahan gempa, yang sudah proven teknologinya. Ini akan kita bangun di Cianjur," ujar Basuki.

Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan pada Kamis (1/12/2022) hingga pukul 17.00 WIB total korban meninggal gempa Cianjur menjadi 329 orang. Jumlah tersebut bertambah setelah ditemukannya satu orang korban.

"Korban meninggal bertambah satu, sehingga yang meninggal menjadi 329 jiwa," kata Herman dalam konferensi pers, Kamis (1/12/2022).

Untuk korban luka saat masih sama dengan Rabu (30/11/2022) yakni berjumlah 595 orang. "Korban luka berat yang masih dirawat di semua rumah sakit di Cianjur berjumlah 59 orang," tuturnya.

Sementara jumlah korban hilang tercatat 11 orang setelah ditemukannya satu jenazah korban pada Kamis. Ia mengungkapkan, pncarian korban sempat terkendala karena adanya gempa susulan dan cuaca di lokasi yang turun hujan.

"Karena situasi kondisi hujan dan juga tadi ada gempa susulan dua kali sehingga Tim Basarnas tadi agak sedikit turun ke bawah dan mudah-mudahan besok ada waktu dua hari lagi, mudah-mudahan besok bisa ditemukan. Dan mohon doanya agar cuaca mendukung," harap Herman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement