Kamis 01 Dec 2022 23:11 WIB

Ada 2.050 ODHA di Kota Sukabumi, Mayoritas karena Hubungan Sesama Jenis

Rata-rata orang dengan HIV Aids di Sukabumi berumur 25-29 tahun.

Tenaga kesehatan melakukan tes HIV kepada seseorang (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya/wsj.
Tenaga kesehatan melakukan tes HIV kepada seseorang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencatat ada sekitar 2.050 orang dengan HIV AIDS (ODHA) di wilayah itu. Jumlah ODHA itu merupakan data dari 2.000 sampai 2022.

"Dari 2.050 ODHA tersebut 45 persennya merupakan warga ber-KTP Kota Sukabumi, sementara 55 persen lainnya merupakan warga dari luar daerah yang menjalani pemeriksaan kesehatan di Kota Sukabumi," kata Ketua KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya di Sukabumi, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga

Mayoritas ODHA di Kota Sukabumi berusia 25-29 tahun yang tertular HIV akibat hubungan seks menyimpang, yakni laki-laki seks laki-laki. Selain itu, penularan HIV ini akibat seks bebas dan penggunaan jarum suntik narkoba (putaw/heroin).

Namun dalam beberapa tahun terakhir penularan penyakit yang hingga kini belum ada obatnya tersebut beralih, awalnya dari pengguna jarum suntik bersama ke pelaku seks bebas. Jika di rata-ratakan, setiap tahun angka ODHA bertambah 167 orang, namun kasus baru yang ditemukan kebanyakan warga dari luar Kota Sukabumi.

Dari ribuan ODHA, beberapa sudah ada yang meninggal dunia karena kondisinya sudah AIDS sehingga daya tahan tubuh terus menurun dan mudah terserang penyakit. Selain itu, beberapa kasus kematian ODHA disebabkan pasien enggan menjalani terapi antiretroviral (ARV) dan memeriksakan kesehatannya secara rutin. Tetapi beberapa ODHA juga ada yang memiliki keturunan yang anaknya tersebut negatif terinfeksi HIV.

Masih tingginya angka penularan HIV, tentunya menjadi perhatian pihaknya untuk melakukan berbagai pencegahan dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat seperti cara mencegah dan penanganan jika tertular HIV. Kemudian, warga pun diberikan imbauan agar tidak diskriminasi terhadap ODHA dan tidak perlu khawatir berdekatan dengan mereka karena virus tersebut tidak menular melalui udara, keringat maupun air liur.

"Pencegahan yang paling penting ada pada diri kita masing-masing seperti tidak melakukan hal yang rawan terjadinya penularan HIV seperti menggunakan jarum suntik bersamaan, seks bebas dan seks sesama jenis (laki-laki dengan laki)," katanya.

Fifi mengatakan, yang paling utama untuk mencegah penyebaran HIV yakni selalu setia terhadap pasangan atau tidak gonta-ganti pasangan seks. Kemudian, selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha esa serta menjauhi penggunaan narkoba.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement