3. Perbedaan apa yang Anda temukan antara kehidupan di Mesir dan Inggris?
Orang Mesir miskin, menderita, kesulitan, namun bahagia. Mereka meninggalkan segalanya di tangan Tuhan dan melupakan kesengsaraan mereka saat kembali ke rumah. Doa membantu mereka menempatkan kekhawatiran mereka di hadapan Tuhan. Saya melihat kerendahan hati serta keintiman dalam ibadah Islam.
Tetapi di Inggris saya menemukan orang-orang yang dangkal dan materialistis. Mereka mencoba bahagia tetapi kebahagiaan itu dangkal. Doa mereka menggabungkan nyanyian, tarian dan tepuk tangan, tetapi tidak ada kerendahan hati, atau keintiman dengan Tuhan.
4. Bagaimana menemukan kehidupan Anda sebagai seorang Muslim di Inggris?
Jiwa Barat menekankan individualitas seseorang yang berbeda dengan Islam. Setiap Muslim yang taat merasa terganggu dan terus-menerus dibombardir oleh seks dan seksualitas. Sebagian besar gadis kehilangan keperawanan pada usia 13 tahun dan normal bagi anak perempuan untuk memiliki tiga hingga empat pacar.
Dilema yang dihadapi Muslim di Barat adalah bagaimana berintegrasi dengan masyarakat yang begitu kental dengan seks, obat-obatan, minuman, dan keintiman seksual. Dan jika tidak ada integrasi, lalu bagaimana cara menyelamatkan diri dari ghettoisasi.
Baca juga : Senjata Terbaik Melawan Kesedihan dan Kekhawatiran