Jumat 09 Dec 2022 17:24 WIB

Muhammadiyah Natuna Kutuk Bom Bunuh Diri Astanaanyar Bandung

Islam tidak membenarkan tindakan bunuh diri, apa lagi untuk mencelakai orang lain.

Warga berjalan di depan deretan karangan bunga pascaledakan bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jumat (9/12/2022). Karangan bunga tersebut sebagai bentuk penghargaan dan dukungan untuk Polri dalam memberantas terorisme, serta ucapan duka cita atas wafatnya Aiptu Anumerta Sofyan dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut. Muhammadiyah Natuna Kutuk Bom Bunuh Diri Astanaanyar Bandung
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga berjalan di depan deretan karangan bunga pascaledakan bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jumat (9/12/2022). Karangan bunga tersebut sebagai bentuk penghargaan dan dukungan untuk Polri dalam memberantas terorisme, serta ucapan duka cita atas wafatnya Aiptu Anumerta Sofyan dalam peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut. Muhammadiyah Natuna Kutuk Bom Bunuh Diri Astanaanyar Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Muhammadiyah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) mengutuk tindakan radikalisme mengatasnamakan agama dengan mengorbankan diri seperti yang terjadi di Polsek Kecamatan Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat.

"Turut perihatin atas kejadian tersebut dan kita mengutuk tindakan itu, kita juga turut berduka kepada keluarga korban akibat kejadian itu," kata Sekretaris Muhammadiyah Kabupaten Natuna Hermansyah, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan Islam tidak membenarkan tindakan bunuh diri, apa lagi untuk mencelakai orang lain. Itu justru merupakan tidakan yang bertolak belakang dengan ajaran agama.

"Jangankan anjuran untuk bunuh diri atau mencelakai orang lain, Muhammadiyah bahkan diajarkan mencela pemimpin saja tidak boleh, seperti demo-demo begitu kita tidak seperti itu," katanya.

Selama ini, menurutnya, upaya mencegah adanya paham radikalisme di Natuna telah dilakukan oleh para ulama, tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan aparat keamanan. "Natuna sering membangun komunikasi lintas agama dan sosialisasi anti radikalisme, kita sering adakan kegiatan bersama NU bahkan lintas agama, kita sering kumpul untuk itu," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat Natuna untuk berpikir jernih dan menjaga suasana damai, rukun, saling peduli sesama manusia serta selalu berbuat kebaikan. "Suasana penuh rukun di Natuna selama ini hendaknya kita terus jaga dan pertahankan, Natuna selama ini sudah sangat toleran, tidak ada paham radikal seperti itu," katanya.

Ia juga memastikan Muhammadiyah di Natuna akan turut menjaga kerukunan antarumatberagama dan menjaga warga agar terhindar dari paham radikalisme. "Muhammadiyah di Natuna tersebar hampir di setiap kecamatan, basis kita yang paling banyak terutama Kecamatan Bunguran Tengah dan Midai," katanya.

Selain itu, ia juga mengatakan hasil pengamatan Muhammadiyah selama ini di wilayah Natuna tidak ditemukan adanya potensi atau kelompok yang menganut paham radikal. "Sejauh ini kita belum melihat dan menemukan adanya kelompok kelompok faham radikal di Natuna," kata Hermansyah.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement