Senin 12 Dec 2022 22:45 WIB

Ledakan dan Tembakan Terdengar di Dekat Wisma China di Kabul

Ledakan keras dan tembakan terdengar di dekat wisma China di Kabul

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ledakan keras dan tembakan terdengar di dekat wisma yang populer dengan pengunjung bisnis China, di Kabul
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Ledakan keras dan tembakan terdengar di dekat wisma yang populer dengan pengunjung bisnis China, di Kabul

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ledakan keras dan tembakan terdengar di dekat wisma yang populer dengan pengunjung bisnis China, di Kabul pada Senin (12/12/2022). Para pejabat keamanan belum bersedia mengomentari ledakan yang terjadi di Shahr-e-naw, salah satu area komersial utama Kabul.

"Itu adalah ledakan yang sangat keras dan kemudian terjadi banyak tembakan," kata seorang saksi mata, dilansir Alarabiya.

Sementara media lokal juga melaporkan rincian serupa. Di Distrik Shahr-e-naw terdapat Kabul Longan Hotel, yaitu sebuah kompleks bertingkat yang populer di kalangan pebisnis China. Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, banyak pebisnis China yang mengunjungi negara tersebut. Sumber Taliban yang berbasis di Pakistan mengatakan, sejumlah penyerang yang tidak diketahui telah memasuki hotel.

“Sebuah operasi telah diluncurkan terhadap para penyerang. Penembakan terus berlanjut," ujar sumber Taliban itu.

China berbagi perbatasan sepanjang 76 kilometer dengan Afghanistan. China belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban. Tetapi China merupakan salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan kehadiran diplomatik penuh di Afghanistan.

Beijing telah lama khawatir bahwa, Afghanistan dapat menjadi titik awal bagi separatis minoritas Uighur di wilayah perbatasan Xinjiang yang sensitif. Taliban telah berjanji bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai basis militan. Sebagai gantinya, China telah menawarkan dukungan ekonomi dan investasi untuk  rekonstruksi Afghanistan.

Mempertahankan stabilitas setelah beberapa dekade perang di Afghanistan menjadi pertimbangan utama Beijing. China berupaya mengamankan perbatasan dan investasi infrastruktur strategis di Afghanistan.

Taliban berupaya menjadikan Afghanistan sebagai tempat yang aman bagi para diplomat dan pebisnis. Namun dua anggota staf kedutaan Rusia tewas dalam serangan bom bunuh diri pada September dalam serangan yang diklaim oleh ISIS. Kelompok ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kedutaan Pakistan di Kabul belum lama ini. Seorang penjaga keamanan terluka dalam serangan itu.

Meskipun memiliki hak atas proyek-proyek besar di Afghanistan, terutama tambang tembaga Mes Aynak, China tidak mendorong proyek-proyek ini ke depan. Taliban bergantung pada China untuk mengubah salah satu simpanan tembaga terbesar di dunia menjadi tambang yang berfungsi. Tambang ini dinilai membantu ekonomi Afghanistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement