REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis orthopedi Nicko Perdana Hardiansyah mengatakan keluhan nyeri yang terjadi pada saat buang air besar dan buang air kecil sebaiknya tidak diabaikan. Penyakit tulang belakang juga dapat menimbulkan gejala seperti itu.
"Nyeri disertai gangguan buang air besar dan buang air kecil kadang sampai mengganggu fungsi seksual dan pola berjalan sering kali pasien tidak tahu bahwa itu bagian dari penyakit yang timbul dari tulang belakang," ucap dr Nicko dalam diskusi mengenai penangan nyeri tulang belakang yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Selain itu, dr Nicko juga menjelaskan jika nyeri pada tulang belakang yang dirasakan sampai mengganggu tidur, penurunan kekuatan otot dan rasa lemas, pasien harus berhati-hati. Segera berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan tambahan.
Dr Nicko mengatakan, 80 sampai 90 persen penyebab terjadinya nyeri pada tulang belakang adalah karena cedera otot. Sering kali itu bukan masalah yang serius selama menghindari gerakan yang salah dan beristirahat.
"Jadi sebenarnya ini bukan suatu hal yang kita perlu takut banget karena obat utamanya seringnya hanya istirahat saja dan menghindari gerakan-gerakan yang salah," ucap dokter dari Rumah Sakit Mayapada Kuningan ini.
Dr Nicko mengatakan sering kali cedera terjadi pada otot dikarenakan aktivitas dan gerakan yang salah seperti membungkuk, mengangkat barang-barang berat, berdiri dengan cara yang salah, dan bekerja sehari-hari dengan cara duduk yang salah. Hal ini berisiko untuk meningkatkan terjadinya gangguan pada tulang belakang.
Nyeri tulang belakang, menurut dr Nicko, juga bisa terjadi pada semua rentang usia mulai dari anak-anak sampai lanjut usia. Namun, belakangan ini nyeri tulang belakang mulai sering menyerang pada usia produktif sekitar usia 18 sampai 40 tahun.