Senin 19 Dec 2022 20:37 WIB

Bank Dunia Proyeksi Inflasi Indonesia 4,5 Persen pada 2023

Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi 4,8 persen pada 2023.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memproyeksikan laju inflasi Indonesia sebesar 4,5 persen pada 2023. Adapun proyeksi ini berada batas atas proyeksi Bank Indonesia sebesar 3,5 persen pada 2024-2025.

"Inflasi rata-rata diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 sebesar 4,5 persen, lalu berada di batas atas BI dengan rata-rata 3,5 persen selama 2024-2025," tulis laporan Bank Dunia, dikutip Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Kemudian defisit fiskal diproyeksikan tetap berada di bawah tiga persen dari target produk domestik bruto pemerintah pada 2023. Sebab penerimaan dari reformasi pajak terwujud dan pengeluaran terkait Covid dihentikan.

“Posisi eksternal diproyeksikan sedikit memburuk dengan risiko kerentanan rendah hingga sedang. Neraca transaksi berjalan diproyeksikan berubah menjadi defisit kecil dalam jangka menengah,” tulis laporan Bank Dunia.

Bank Dunia juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen pada 2023. Sebelumnya Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada 2023.

Rilis Bank Dunia edisi Desember 2022 memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen pada 2022, kemudian sebesar 4,9 persen pada 2024 dan lima persen pada 2025.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan yang kuat dan mengatasi potensi tantangan melalui beberapa inisiatif, di antaranya melanjutkan penerapan reformasi pajak yang akan membantu menciptakan ruang bagi investasi dan menciptakan ketahanan terhadap goncangan. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement