REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Asuransi Penjaminan dan Investasi, Indonesia Financial Group (IFG), terus menunjukkan komitmennya dalam memimpin transformasi di industri keuangan non-bank di Indonesia. Direktur Utama IFG Robertus Billitea mengatakan upaya ini sejalan dengan inisiatif transformasi yang didorong dalam tiga tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir dan dibarengi dengan upaya peningkatan kinerja berkelanjutan.
"Kami menyadari sepenuhnya langkah strategis transformasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN sebagai motor pendorong pertumbuhan kinerja BUMN dalam tiga tahun terakhir ini," ujar Robertus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/12/2022).
Sejalan dengan transformasi tersebut, ucap Robertus, IFG terus mendorong transformasi anak-anak perusahaan melalui berbagai inisiatif baik dari segi bisnis, operasional, maupun dalam memastikan dampak keberlanjutannya bagi masyarakat.
Robertus menegaskan inisiatif-inisiatif transformasi yang dilakukan IFG berfokus pada upaya restrukturisasi portofolio dan model bisnis perusahaan, penguatan fokus bisnis setiap perusahaan, penerapan tata kelola perusahaan yang prudent serta manajemen risiko yang kokoh, peningkatan kompetensi bisnis dan Sumber Daya Manusia (SDM), serta peningkatan sinergi antaranggota holding.
Dengan arahan Menteri Erick, lanjut Robertus, upaya transformasi yang dilakukan IFG telah membuahkan hasil kinerja yang solid. Robertus menyampaikan IFG membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 3,4 triliun hingga akhir 2021 atau lebih besar 55,27 persen dari periode sebelumnya yang sebesar Rp2,2 triliun.
Sebagai bentuk kontribusi nyata bagi Masyarakat Indonesia, dia sampaikan, sinergi IFG dan anak perusahaan juga telah merealisasikan komitmen pelaksanaan program tahunan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Robertus mengatakan realisasi atas program tersebut mencapai Rp 126,05 miliar atau sekitar 126,61 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) TJSL tahun lalu.
Ia mengatakan realisasi tersebut juga termasuk pelaksanaan program sosial kemasyarakatan yang dijalankan di luar Departemen TJSL IFG dan anak perusahaan sebesar Rp 32,68 miliar. Pelaksanaan program TJSL tahun lalu menyasar beberapa fokus, antara lain program pendanaan UMK (PUMK), yang menyerap pembiayaan sebesar Rp 38,77miliar atau sekitar 85,23 persen dari RKA 2021.
"Program tersebut menyediakan pembiayaan dan pembinaan terhadap usaha mikro dan usaha kecil, dengan sasaran mendorong mitra binaan usaha mikro dan usaha kecil untuk dapat naik kelas melalui peningkatan kapasitas usaha," ucap dia.
Selain itu, sambungnya, Program TJSL tahun lalu melaksanakan program Creating Shared Value (CSV) yang tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan, melainkan juga mendukung bisnis inti perusahaan, di antaranya melalui program Literasi Risiko bertajuk: Webinar UMKM Sadar Risiko, "Usaha Aman, Kita Nyaman", Program “Traffic Hero”, dan Program “Bank Sampah Salarea”. Robertus menyebut vapaian ini tentunya tidak lepas dari peranan sinergi yang baik antara Kementerian BUMN, IFG dan anak perusahaan IFG.
"Sebagai holding dengan 10 anak perusahaan di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, kami berharap sinergi yang terjalin baik antara IFG, anak perusahaan dan Kementerian BUMN dapat terus memberikan kontribusi dan dampak yang dapat dirasakan secara nyata dan langsung oleh masyarakat Indonesia," ungkap Robertus.
Sejak Kabinet Indonesia Maju dipercaya mengemban tugas kepemerintahan pada periode tiga tahun berjalan, sejumlah transformasi telah dilakukan Kementerian BUMN dan telah menunjukkan hasil yang nyata. Salah satunya, adalah dalam mendorong peningkatan penerimaan negara.
Di akhir 2021, pendapatan seluruh perusahaan pelat merah dilansir telah mencapai Rp 2.292,5 triliun. Angka tersebut naik 18,8 persen dibandingkan 2020.