Senin 19 Dec 2022 22:42 WIB

BPKLN Papua: Perlu Tambahan Pos Pengamanan di Perbatasan RI-PNG

Pembangunan pos sangat penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman.

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Foto: ANTARA/Sakti Karuru
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) setempat menyebutkan segera bertemu pemerintah pusat untuk membahas pembangunan pos-pos pada beberapa titik yang sering dilalui masyarakat di perbatasan RI-PNG. Hal itu berdasarkan hasil pertemuan bilateral Border Liaison Meeting (BLM) pada 12 Desember, setelah dua tahun tidak melakukan pertemuan.

“Pada pertemuan bilateral Border Liaison Meeting (BLM) salah satu pembahasan, kami bahas mengenai titik-titik jalan sering dilewati masyarakat harus memiliki pos-pos pengamanan baik dari Indonesia maupun PNG,” kata Kepala BPKLN Papua Suzana Wanggai, di Jayapura, Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Menurut Suzana, pembangunan pos-pos tersebut sangat penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman dan akan mempermudah masyarakat saat melintasi jalur. “Kami akan membentuk tim gabungan baik dari provinsi, pusat, dan beberapa instansi terkait lainnya serta dari pihak PNG,” ujarnya.

Dia menjelaskan, setelah kedua pemerintahan sudah menyepakati dan membentuk tim, secara bersama-sama akan turun dan melihat langsung titik-titik mana saja yang dibangun pos-pos. Untuk itu, diharapkan pembangunan tersebut dapat terlaksana dengan begitu perekonomian di daerah perbatasan dapat segera membaik apalagi setelah dua tahun tutup.

“Kami juga membahas mengenai peningkatan kerja sama, seperti ekonomi, pendidikan dan budaya. Selain itu, juga BPKLN sepakat untuk sama-sama perkuat lagi jalinan kerjasama telah dibangun bersama,” katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mengatakan, pertemuan BLM tersebut sangat penting bagi kedua negara, pada forum tersebut untuk mendiskusikan berbagai permasalahan serta rencana pembangunan di sepanjang kawasan perbatasan antara RI-PNG. “Hasil diskusi dari forum sangat bermanfaat untuk kepentingan kegiatan pengelolaan perbatasan dan penanganan serta kegiatan lintas batas antar kedua negara,” katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement