Rabu 21 Dec 2022 13:45 WIB

Lonjakan Kasus di China Ubah Pandangan Ilmuwan tentang Pandemi Covid-19

Tahun depan, China diprediksi mencatat lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Seseorang menunggu di lorong klinik demam di Rumah Sakit Puren di Beijing, Rabu, 14 Desember 2022. Tahun depan, China diprediksi mencatat lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.
Foto: AP/Dake Kang
Seseorang menunggu di lorong klinik demam di Rumah Sakit Puren di Beijing, Rabu, 14 Desember 2022. Tahun depan, China diprediksi mencatat lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Beberapa ilmuwan terkemuka dan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat, terlalu dini  untuk menyatakan akhir dari fase darurat pandemi Covid-19. Karena gelombang baru virus korona akan datang di China. 

Pandangan para ahli mengenai pandemi Covid-19 berubah sejak China mulai melonggarkan kebijakan Zero-Covid minggu lalu. Pemerintah China akhirnya melonggarkan kebijakan tersebut menyusul aksi protes publik yang belum pernah terjadi sebelumnya.  

Baca Juga

Proyeksi para pakar menunjukkan bahwa China dapat menghadapi ledakan kasus virus korona. Tahun depan, China diprediksi mencatat lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19.

Pendekatan Zero-Covid di China telah menekan angka infeksi dan kematian relatif rendah. Tetapi  WHO menyebut pendekatan itu tidak "berkelanjutan" karena ada kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kehidupan warga negara dan ekonomi negara. Para ahli mengatakan, langkah Presiden Xi Jinping melonggarkan kebijakan Zero-Covid telah mengubah gambaran global.

"Pertanyaannya adalah apakah Anda dapat menyebutnya pasca-pandemi ketika bagian dunia yang begitu signifikan sebenarnya baru saja memasuki gelombang kedua," ujar ahli virologi Belanda, Marion Koopmans, yang menjabat di komite WHO dan penasihat status darurat Covid-19 kepada Reuters.  

"Jelas bahwa kita berada dalam fase (pandemi) yang sangat berbeda, tetapi dalam pikiran saya, gelombang yang tertunda di China adalah kartu liar," kata Koopmans.

Pada September, Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Pekan lalu, dia berharap keadaan darurat Covid-19 dapat berakhir tahun depan.

Sebagian besar negara telah menghapus pembatasan Covid-19 karena ancaman varian baru virus yang berbahaya atau lonjakan besar infeksi telah berkurang pada paruh kedua tahun ini.  Komentar Tedros sebelumnya memicu harapan bahwa, WHO dapat segera menghapus penetapan Darurat Kesehatan Masyarakat untuk Kepedulian Internasional (PHEIC) terkait Covid-19, yang telah berlaku sejak Januari 2020.

Koopmans dan anggota komite penasehat WHO lainnya akan membuat rekomendasi mereka tentang PHEIC pada akhir Januari.  Tedros membuat keputusan akhir dan tidak wajib mengikuti rekomendasi panitia.  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement