Rabu 21 Dec 2022 15:51 WIB

Pemimpin China-Australia Peringati 50 Tahun Hubungan Diplomatik

China-Australia saling ucapan selamat memperingati 50 tahun hubungan diplomatik

Presiden China Xi Jinping bersama Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Perdana Menteri Anthony Albanese saling bertukar ucapan selamat memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara
Foto: Mick Tsikas/AAP Image via AP
Presiden China Xi Jinping bersama Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Perdana Menteri Anthony Albanese saling bertukar ucapan selamat memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Presiden China Xi Jinping bersama Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Perdana Menteri Anthony Albanese saling bertukar ucapan selamat memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara, Rabu (21/12/2022).

China siap memajukan hubungan dengan Australia berdasarkan saling menghormati dan saling menguntungkan, demikian Xi.

Menurut pemimpin tertinggi Partai Komunis China (CPC) itu, sejak hubungan diplomatik kedua negara dibangun pada 50 tahun silam, kerja sama di berbagai bidang telah menunjukkan hasil dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh rakyat di kedua negara.

Peningkatan kemitraan kedua negara sangat penting bagi kawasan Asia-Pasifik, tidak saja kepentingan fundamental rakyat kedua negara, melainkan juga mendorong terciptanya perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional dan global, tambah Xi.

Ia menyampaikan pentingnya peningkatan kemitraan China-Australia dengan menyatakan kesiapanbekerja sama sebagai sebuah kesempatan, saling menghormati, saling menguntungkan, mendorong kemitraan strategis komprehensif, dan membawa manfaat bagi kedua negara.

Peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara juga ditandai dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong ke China atas undangan Menlu Wang Yi selaku tuan rumah pada Selasa (20/12) dan Rabu (21/12/2022).

Kunjungan tersebut juga sebagai tindak lanjut atas pertemuan Xi dan Albanese di sela-sela KTT G20 di Bali pada November lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan kedua negara sempat memanas, terutama terkait provokasi militer di Laut China Selatan dan penahanan awak media dan penulis buku Australia oleh otoritas China.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement