Senin 26 Dec 2022 06:52 WIB

China tak Lagi Ungkap Data Covid-19

Viral kabar foto hasil CT scan pasien Covid-19 di Kota Beijing.

Petugas kesehatan India mengumpulkan sampel swab untuk tes COVID-19 dari seorang penumpang yang tiba dengan penerbangan internasional di bandara internasional Chennai, di Chennai, India, 24 Desember 2022. Menteri Kesehatan Persatuan Mansukh Mandaviya pada 24 Desember 2022 mengatakan bahwa India telah mengamanatkan laporan tes negatif COVID-19 untuk pelancong internasional yang datang dari China, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Thailand menyusul lonjakan kasus COVID-19 di seluruh China dan negara lain.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Petugas kesehatan India mengumpulkan sampel swab untuk tes COVID-19 dari seorang penumpang yang tiba dengan penerbangan internasional di bandara internasional Chennai, di Chennai, India, 24 Desember 2022. Menteri Kesehatan Persatuan Mansukh Mandaviya pada 24 Desember 2022 mengatakan bahwa India telah mengamanatkan laporan tes negatif COVID-19 untuk pelancong internasional yang datang dari China, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Thailand menyusul lonjakan kasus COVID-19 di seluruh China dan negara lain.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIING -- Otoritas kesehatan di China mulai Ahad (25/12/2022) tidak lagi menyiarkan data terbaru kasus Covid-19. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) China akan merilis berbagai hal terkait Covid-19 untuk kepentingan penelitian dan pengayaan referensi. Demikian disampaikan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC).

Keputusan untuk menghentikan publikasi data Covid-19 muncul di tengah keraguan tentang keandalan data yang dikeluarkan otoritas China ketika jumlah kasus melonjak setelah pembatasan-pembatasan ketat tiba-tiba diperlonggar.

Baca Juga

Sementara itu, beberapa foto hasil CT scan pasien Covid-19 di Kota Beijing dan Provinsi Hebei menjadi viral di sejumlah media sosial China sejak Sabtu (24/12). Foto-foto itu menunjukkan adanya bercak putih pada paru-paru pasien.

Beberapa unggahan mengatakan bahwa bercak putih itu bukan disebabkan oleh varian Omicron, tetapi varian asli yang terdeteksi di Wuhan. Foto-foto itu memicu kekhawatiran dan kepanikan di tengah masyarakat.

Beberapa pakar kesehatan berupaya menenangkan publik dengan menyatakan bahwa bercak putih pada paru-paru sebagai gejala normal bagi pasien COVID-19 yang parah.

Menurut penelitian terhadap beberapa kasus COVID-19, salah satu hasil pemindaian CT adalah munculnya ground glass opacity (GGO), kondisi abnormal pada paru-paru yang ditandai dengan area berwarna putih atau abu-abu.

Dalam kondisi normal, hasil CT scan paru-paru tampak berwarna hitam. Otoritas kesehatan di Beijing mengatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi sejak November didominasi oleh subvarian BF.7.

Rumah sakit dan klinik kesehatan di Beijing masih tertekan oleh meningkatnya kasus penularan subvarian baru dari Omicron tersebut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement