Senin 26 Dec 2022 22:33 WIB

Paman Birin Raih Usmar Ismail Awards 2022

Gubernur juga menerima piagam penghargaan Medali Kejuangan 9 Windu Kemerdekaan RI

Red: Hiru Muhammad
Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin, kembali mengukir prestasi di skala  nasional.
Foto: istimewa
Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin, kembali mengukir prestasi di skala nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin, kembali mengukir prestasi di skala  nasional.

Setelah dalam satu bulan terakhir menerima beragam anugerah dari pemerintah sebagai apresiasi atas keberhasin di bidang  kinerja pemerintahan, kini penghargaan terbaru datang dari insan perfilman Indonesia.

Baca Juga

Bertempat di Gedung Perfilman Usmar Ismail Jakarta, Senin (26/12/2022) malam,  Paman Birin dinobatkan sebagai salah satu tokoh penerima Anugerah Usmar Ismail Awards 2022.

Di hari yang sama Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga  menerima Piagam Penghargaan dan Medali Kejuangan 9 Windu Kemerdekaan Republik Indonesia dari Dewan Harian Nasional (DHN) 45.

Usmar Ismail Awards adalah sebuah ajang penghargaan bagi insan perfilman atau para tokoh yang dinilai berjasa dalam memajukan karya karya seni dan budaya di bidang perfilman nasional.

Ikhtiar Paman Birin , sapaan akrab Gubernur Kalsel itu dalam menginisiasi bagi lahirnya karya- karya film bersejarah sebagai edukasi bagi generasi muda  dinilai menjadi latar utama dewan juri menetapkannya sebagai penerima Anugerah Usmar Ismail Awards 2022.

Beberapa film bersejarah yang diinisiasi Paman Birin antara lain Film Perjuangan Pangeran Antasari dan Film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Matahari dari Bumi Banjar Film Syekh Muhammad Al Banjari. Sebuah film tentang perjuangan pencapaian dan pengabdian ulama besar dari Bumi Banjar.

photo
Penghargaan ini, dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Kalsel, terutama para generasi muda dan para penggiat seni. - (istimewa)

 

 

 

" Alhamdulillah terima kasih untuk Yayasan Usmar Ismail, Badan Perfilman Indonesia dan seluruh pihak yang telah menganugerahkan penghargaan ini kepada saya ,"  ucap Paman Birin usai menerima penghargaan.

Penghargaan ini,  dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Kalsel, terutama para generasi muda dan para penggiat seni. Dalam kesempatan yang sama Paman Birin juga mengemukakan keinginannya agar Kalsel memiliki  film historis bernilai perjuangan masyarakat Banjar adalah cita cita sejak di Bangku SMA." Bahkan saat saya bergabung di  sanggar seni dan budaya bersama teman teman saya sering  menawarkan  proposal usulan .agar banyak pihak membantu produksi film lokal.," ucapnya

" Alhamdulillah hari ini bisa diwujudkan berkat kolaborasi dan kerja keras bersama. Terima kasih kepada pihak yang banyak membantu hingga sejumlah film lokal di Kalsel bisa diproduksi," ucapnya. Didampingi Staf Khusus Gubernur Kalsel H Achmad Maulana, Paman Birin juga menyempatkan waktu turut menyaksikan Film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Paman Birin memohon doa masyarakat agar usulan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sebagai Pahlawan Nasional dikabulkan pemerintah.

Ketua Badan Perfilman Indonesia (BFI) Gunawan Paggaru mengungkapkan sikap hormat dan apresiasi atas prakarsa dan komitmen kuat Paman Birin dalam mendukung rampungnya sejumlah film film lokal bersejarah.

Menurutnya majunya industri perfilman nasional tidak.lepas dari lahirnya karya film di tingkat daerah. Ini sudah  dilakukan Kalimantan Selatan melalui lahirnya karya film film lokal historis.

Berikut kita kenali sosok Usmar Ismail sebagai salah satu tokoh  peduli bagi kebangkitan perfilman di tanah air. Usmar Ismail lahir di Bukittinggi tanggal 20 Maret 1921. Ia merupakan salah satu pelopor di kancah perfilman nasional dan internasional yang membuat industri perfilman di Indonesia menjadi maju.

Pada tahun 1944, Usmar mendirikan kelompok sandiwara Maya yang juga turut menyebarluaskan berita proklamasi di masa kemerdekaan.

Kemudian di tahun 1950, mendirikan perusahaan film pribumi bernama N.V. Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang kemudian membuat film "Darah dan Doa" ("The Long March of Siliwangi").

Film ini dianggap sebagai film Indonesia pertama dan kemudian hari pertama pengambilan gambarnya ditetapkan sebagai Hari Film Indonesia. Tahun 1962, Usmar Ismail aktif mendirikan organisasi Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) di bawah Nahdlatul Ulama (NU)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement