Jumat 30 Dec 2022 21:59 WIB

Istri Tolak Ajakan Berhubungan Suami dengan Hasrat Seks Berlebihan, Apa Hukumnya?

Istri tidak diperkenankan menolak ajakan suami untuk berhubungan intim

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi hubungan suami istri. Istri tidak diperkenankan menolak ajakan suami untuk berhubungan intim
Foto: antarafoto
Ilustrasi hubungan suami istri. Istri tidak diperkenankan menolak ajakan suami untuk berhubungan intim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga fatwa Mesir, Dar Al-Ifta Al-Missriyyah menjawab sebuah pertanyaan dari seorang istri yang tidak bisa mengikuti hasrat seksual suaminya yang berlebih. Apakah boleh menolaknya ketika berada di tempat tidur?

Lalu apakah seorang wanita diperbolehkan menolak untuk tidur dengan suaminya setelah bertengkar? Dia hanya menolak suaminya karena memiliki dorongan seks yang lebih tinggi darinya. Apa yang bisa dilakukan seorang istri?

Baca Juga

Dikutip dari akun resminya, Dar Al-Ifta menjawab bahwa seorang istri memiliki hak suci atas suaminya , begitu juga sebaliknya. 

Namun, putusan hukum tersebut tidak boleh digunakan untuk mencari bukti hukum untuk membuktikan dirinya benar dengan mengorbankan pasangannya.

Darul Al-Ifta menjelaskan, pendekatan ini hanya mengarahkan agama untuk memaksa satu pihak melakukan apa yang mereka inginkan tanpa peduli untuk memenuhi kewajiban mereka terhadap pasangan lainnya.

Kehidupan rumah tangga dalam Islam pada dasarnya didasarkan pada belas kasih, cinta, dan ketenangan serta memberikan perhatian dan pertimbangan yang ekstrem untuk perasaan kedua belah pihak tanpa mereduksi hubungan menjadi fakta hanya menuntut hak.

Nabi Muhammad SAW mengajari umatnya bagaimana memimpin hubungan pernikahan yang sukses dengan mendasarkannya pada kebaikan, kelembutan dan perhatian. 

Baca juga: Siapa Sosok Dzulqarnain yang Disebutkan dalam Alquran? Ini Penjelasan Para Ulama

Ini berarti bahwa suami harus peduli dan memahami pekerjaan berat istrinya di rumah dan betapa melelahkan, menakutkan, dan melelahkannya menjalankan tugas rumah tangga.

Seorang suami harus membantu, menjadi penyayang dan penuh kasih kepada istrinya. Di sisinya, seorang istri juga harus menunjukkan cinta kepada suaminya dan memahami bahwa keintiman memperdalam ikatan cinta dan perhatian mereka.

“Dengan menolak bersetubuh dengannya, dia menutup pintu kenikmatan yang halal bagi suaminya,” kata Dar Al-Ifta.

Selain itu, seorang istri hendaknya tidak membuat suaminya merasa bahwa dia adalah hal terakhir dalam daftar kepentingannya. Percikan cinta antara pasangan perlu tetap dinyalakan melalui cinta, belas kasihan dan kebaikan yang akan memungkinkan mereka untuk menjalani pernikahan yang bahagia.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement