REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit sebesar 2,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini atau lebih rendah dari target dalam revisi APBN yang sebesar 4,50 persen dari PDB.
"Defisit APBN 2022 tercatat sebesar Rp 464,3 triliun atau turun 40,1 persen dibandingkan defisit tahun lalu yang sebesar Rp 775,1 triliun. Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa. Kalau dibandingkan terhadap PDB, hanya 2,38 persen dari PDB," kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Realisasi pendapatan negara sementara mencapai Rp 2.626,4 triliun atau mencapai 115,9 persen dari target dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 tentang Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 tentang Revisi APBN 2022 yang sebesar Rp 2.266,2 triliun, dan tumbuh 30,6 persen dari tahun 2021.
Pendapatan negara ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 2.034,5 triliun atau 114,0 persen dari target Rp 1.784,0 triliun dan tumbuh 31,4 persen dari penerimaan perpajakan 2021 yang sebesar Rp 1.278,6 triliun.