Rabu 04 Jan 2023 07:32 WIB

Arab Saudi dan UEA Kutuk Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa

Arab Saudi kutuk provokasi menteri Israel yang ke Masjid Al Aqsa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH – Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengutuk kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka menilai kunjungan tersebut merupakan tindakan provokatif.

“Arab Saudi mengutuk tindakan provokatif seorang pejabat Israel yang menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, Selasa (3/1/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Saudi menilai, tindakan semacam itu merusak upaya perdamaian serta melanggar prinsip dan norma internasional tentang menghormati kesucian agama. Al-Aqsa diketahui merupakan situs tersuci ketiga umat Islam. Saudi kembali menegaskan dukungannya bagi berdirinya negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Kemenlu UEA turut mengutuk kunjungan Itamar Ben-Gvir ke kompleks Al-Aqsa. Abu Dhabi menegaskan kembali pentingnya memberikan perlindungan penuh terhadap Al-Aqsa dan mengakhiri pelanggaran berbahaya serta provokatif di sana. UEA turut meminta otoritas Israel mengurangi eskalasi dan tak mengambil tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan. UEA adalah satu dari empat negara Islam yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel pada 2020 lalu.

Itamar Ben-Gvir untuk pertama kalinya mengunjungi kompleks Al-Aqsa pada Selasa lalu. Dia dikawal oleh sekelompok polisi Israel. Palestina menuding kunjungan tersebut merupakan upaya untuk mengubah status quo Al-Aqsa. Kalangan ekstremis Yahudi di Israel sudah sering menyuarakan keinginannya agar diberikan akses beribadah di sekitar Al-Aqsa. Mereka meyakini Al-Aqsa berdiri di atas reruntuhan kuil Yahudi kuno.

Meski telah diperingatkan agar tak melakukan kunjungan ke Al-Aqsa, termasuk oleh kelompok Hamas, Ben-Gvir tak menggubrisnya. “Jika Hamas berpikir ia dapat menghalangi saya dengan ancaman, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah. Ada pemerintahan di Yerusalem. Temple Mount (istilah yang digunakan Yahudi untuk merujuk Al-Aqsa) terbuka untuk umum,” tulis Ben-Gvir lewat akun Twitter pribadinya.

Mantan perdana menteri terbaru Israel, Yair Lapid, turut menyuarakan penentangan ketika mengetahui rencana Ben-Gvir mengunjungi Al-Aqsa. “Itamar Ben-Gvir tidak boleh naik ke Temple Mount. Ini provokasi yang akan mengarah ke kekerasan yang membahayakan kehidupan manusia dan menjatuhkan korban jiwa,” kata Lapid lewat akun Twitter resminya, Senin (2/1/2022).

Dia pun mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menegur dan mencegah Ben-Gvir melaksanakan rencananya mengunjungi Al-Aqsa. “Ini waktunya dia (Netanyahu) berdiri dan memberitahunya (Ben-Gvir): Anda tidak akan pergi ke Temple Mount karena orang-orang akan tewas,” tulis Lapid.

Itamar Ben-Gvir merupakan tokoh sayap kanan yang dikenal dengan retorika anti-Arab. Sebagian kalangan bahkan menyebutnya sebagai ekstremis. Keputusan Netanyahu menunjuknya menjadi menteri keamanan nasional Israel telah memicu kecemasan di antara masyarakat Palestina. Sebab dengan posisinya sekarang, Ben-Gvir memiliki wewenang besar dalam mengontrol keamanan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement