REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas diproyeksi akan meningkat tajam pada tahun ini. Sejumlah analis bahkan memprediksi harga emas dapat menyentuh hingga Rp 1,6 juta per gram.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai proyeksi tersebut terlalu optimistis. Ariston melihat memang ada kenaikan harga namun tidak setinggi proyeksi itu.
"Untuk harga Rp 1,6 juta per gram itu kelihatannya terlalu optimistis, kalau saya melihat terlalu jauh untuk mencapainya," kata Ariston kepada Republika, Kamis (5/1/2023).
Jika dikonversi ke dolar AS dan troy ons, proyeksi tersebut setara dengan harga emas internasional 3.000 dolar AS per troy ons. Proyeksi tersebut juga baru bisa terjadi jika rupiah berada di level Rp 17.000 per dolar AS.
Menurut Ariston, kondisi tersebut masih terlalu jauh untuk bisa dicapai. Harga emas hingga Rp 1,6 juta per gram hanya mungkin terjadi jika keadaan ekonomi global benar-benar dalam situasi krisis.
Sebagai informasi, harga emas internasional saat ini masih dikisaran 1.800 dolar AS per troy ons. Sedangkan mata uang garuda berada dikisaran level Rp 15.500 per dolar AS.
Ariston melihat kenaikan harga emas pada tahun ini terjadi karena potensi perlambatan ekonomi. Hal tersebut bisa memicu pelaku pasar masuk ke aset aman seperti emas.
Ariston menyarankan agar investor bisa melakukan pembelian ketika harga sedang terkoreksi. "Di bawah Rp 1 juta per gram level yang bagus untuk beli. Pembelian tidak perlu sekaligus banyak, bertahap karena kondisi pasar bisa berubah," tutup Ariston.