REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) mengimbau warga untuk tidak dulu membeli makanan ringan bernama chiki ngebul. Imbauan ini sebagai buntut adanya kasus keracunan di beberapa daerah setelah mengonsumsi makanan berasap mengandung nitrogen cair tersebut.
"Karena sudah ada korban di beberapa daerah, saya mengimbau warga, terutama para orang tua yang memiliki anak agar jangan dulu membeli makanan itu sampai ada perintah resmi dari pemerintah pusat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Muhammad Bisri di Batam, Senin (9/1/2023).
Dia mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah melacak keberadaan makanan tersebut di Kepri. "Sebagai bentuk pengawasan kami, terlebih dahulu kami perlu mencari tahu keberadaan makanan ini di Kepri. Apakah ada atau tidak," kata dia.
Jika ada, maka pihaknya akan memberikan pemahaman dulu kepada pedagang tersebut agar jangan dulu menjual makanan tersebut sampai dinyatakan aman oleh pemerintah pusat. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan mengkaji kemungkinan melarang peredaran makanan ringan bernama chiki ngebul, menyusul adanya kasus keracunan makanan berasap mengandung nitrogen cair tersebut.
"Betul ya akan dikaji. Jadi nanti kalau dari Dinkes, kami akan memberikan suatu rekomendasi, usulan untuk penindakan. Apakah diperbolehkan atau segera disetop, tentu saja dengan adanya kasus yang berat ini, akan menjadi pertimbangan yang segera lah dijadikan suatu kebijakannya," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat, Ryan Bayusantika Rustandi di Bandung pada Jumat (6/1/2023).
Sebelumnya sebanyak 28 anak di Jawa Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan chiki ngebul yang mengandung nitrogen cair. Kasus tersebut terjadi di daerah Tasikmalaya dan Kota Bekasi. Di Tasikmalaya, total ada 24 anak yang mengonsumsi chiki ngebul dan diduga mengalami keracunan.
Dari angkat tersebut, 16 anak tidak bergejala, tujuh anak bergejala dan satu anak dilarikan ke rumah sakit. Kemudian satu anak yang dilarikan ke rumah sakit lalu menjalani perawatan tapi tak berlangsung lama, satu anak itu dipulangkan setelah kondisinya sehat.