REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai bahwa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri akan menunjuk kadernya sebagai calon presiden (capres). Namun, ia menilai masih adanya perasaan dilematis, sehingga sosok tersebut belum juga diumumkan.
"Saya kira, Bu Mega masih menghadapi dilema menetukan pilihan antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani," ujar Romli saat dihubungi, Rabu (11/1).
Jika memilih Puan Maharani, PDIP terganjal elektabilitasnya yang masih sangat rendah. Adapun jika memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ia menilai adanya keraguan terkait loyalitas sosok tersebut.
"Terkait dengan loyalitas Ganjar nanti pasca pilpres pada PDIP, apakah nanti akan tetap loyal dan tetap mendukung suksesi trah Soekarno dalam memimpin PDIP," ujar Romli.
"Jika mencalonkan Puan terkendala dengan elektabilitas yang sangat kecil. Jika dipaksakan mencalonkan Puan akan berdampak pada, bukan hanya peluang untuk menang pilpres relatif kecil," sambungnya.
Menurutnya, ada peluang besar bahwa Megawati akan menunjuk Ganjar sebagai capres yang diusung PDIP. Dengan satu syarat, sosok tersebut harus tetap menunjukkan komitmennya terhadap partai berlambang kepala banteng itu.
"Saya kira Bu Mega bisa jadi nanti menjatuhkan pilihan pada Ganjar Pranowo. Asal Ganjar nanti berjanji dan komit pada PDIP sebagai petugas partai yang tidak akan neko-neko, itu saya kira yang mungkin ditunggu oleh Bu Mega," ujar Romli.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan calon presiden yang akan diusung oleh partainya. Mengingat hal tersebut merupakan kewenangan penuh darinya, yang merupakan amanat Kongres V PDIP pada 2019.
Kendati demikian, terdapat isyarat bahwa partai berlambang kepala banteng itu akan mengusung capres yang berasal dari internalnya. Sebab Megawati dalam pidatonya, mengkritik partai yang tak melakukan kaderiasi dengan baik dan mengusung capres dari luar.
"Padahal sudah jelas pemilu itu ada calon itu harusnya ada. Jadi pertanyaan saya mau bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa itu organisasi partai politik jadi terang dong internalnya harus mempersiapkan. Saya tidak tahu kalau di tempat lain mempersiapkan itu apa namanya. Kalau di kita (PDIP) sudah jelas itu kader," ujar Megawati di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).
Kendati demikian, ia mengimbau seluruh kader PDIP untuk fokus membantu rakyat. Adapun terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024, ia meminta semua pihak untuk menunggu, mengingat itu merupakan kewenangannya.
"Kalian masih mikir mau kedudukan saja, tunggu saja, kamu bermain saya bermain. Saya tidak mau, kita ada di sini berbakti bagi bangsa dan negara dan bagi akar rumput," ujar Megawati.
Seluruh kadernya diminta untuk fokus bekerja terlebih dahulu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Termasuk dalam membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sisa dua tahun masa jabatnya. "Jadi jangan deh, mbok kerja dulu, baru gegap-gempitanya itu loh. Saya pikir gegap-gempita gitu terus enak wae, terus enggak pamit-pamit ngono kok, wong e saya ih, enak wae, gak mau nyebut saya (namanya)," ujar Megawati.