REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mengoperasikan kembali Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua setelah penembakan pesawat oleh kelompok separatis bersenjata. Keputusan ini diambil agar bantuan kemanusiaan tetap bisa disalurkan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub M Kristi Endah Murni menjelaskan, saat ini pemerintah bersama pihak berwajib masih melakukan penyelidikan aksi penembakan terhadap pesawat kargo Trigana Air di Bandara Oksibil.
Berdasarkan infomasi dari pilot dan petugas AirNav, penembakan terjadi di daerah short right base runway 11 atau turning short final runway 11 yang berjarak kurang lebih 2 Nm atau 3,6 km dari ujung runway 11. Pilot melaporkan kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) dan langsung Return To Base (RTB) ke bandara asal Bandara Tanah Merah.
Pihak operator penerbangan yaitu PT Ikairos dan Petugas Bandara Tanah Merah menginformasikan sesudah pesawat mendarat didapati bekas tembakan pada bagian-bagian pesawat seperti bagian bawah depan yang tembus hingga ke ruang kokpit.
"Bersyukurnya, dalam kejadian penembakan pesawat ini, kondisi kru pesawat dalam kondisi baik. Personel dan fasilitas bandara juga dalam kondisi baik," ujar Kristi.
Demi keselamatan dan keamanan penerbangan maka mulai Selasa (10/1/2023), pesawat Trigana Air rute penerbangan dari dan ke Oksibil tidak beroperasi sampai kondisi keamanan dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Dalam rangka penguatan keamanan dan evakuasi karena situasi darurat, maka dioperasikan pesawat Rimbun Air dan Smart Cakrawala Aviation.
"Bandara Oksibil tidak aerodrome close atas pertimbangan kemanusiaan, supply chains, dan berdasarkan hasil koordinasi dengan direktorat teknis, Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) serta AirNav Notam untuk peningkatan kewaspadaan karena alasan keamanan." tegas Kristi.
Sejak peristiwa penembakan tersebut, pihak TNI/Polri terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi penembakan. Sedangkan untuk daerah di sekitaran bandara (airside dan landside) telah dilakukan pengamanan oleh Kopasghat TNI-AU.
Selain itu, untuk memastikan aspek keselamatan dan keamanan di bandara dapat terpenuhi, telah dilakukan koordinasi dengan Kepala Polres Pegunungan Bintang, untuk menjamin keamanan operasional penerbangan di Bandara Oksibil.
“Hasil dari koordinasi, sampai saat ini kondisi di Bandara Oksibil dinyatakan belum kondusif dari sisi keamanan, dan aparat setempat tidak bisa memberi jaminan keamanan secara menyeluruh. Dikarenakan potensi gangguan sudah mendekati kawasan bandara, dan operasi penerbangan sudah mulai terganggu sehingga pihak AirNav rencananya akan melakukan evakuasi personil yang bertugas dan mengefektifkan pelayanan informasi penerbangan dengan menerapkan TIBA,” ujarnya.
Evakuasi personel bandara akan dilakukan secepat mungkin, akan tetapi tidak seluruhnya, untuk menjaga keberlangsungan operasional pada saat urgency di bandara.
Kristi berharap agar kondisi di Bandara Oksibil kembali aman dan terkendali, sehingga bandara dapat beroperasi penuh untuk penerbangan.
“Kami menghimbau kepada rekan-rekan yang bertugas di Bandara Oksibil untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar diberi perlindungan dan kondisi kembali kondusif," ujar Kristi.