Jumat 13 Jan 2023 07:19 WIB

Mengingat Rabbi Meir Hirsh yang Menyerukan Boikot Ekonomi Israel

Rabbi Meir Hirsch memandang boikot ekonomi Israel adalah upaya mewujudkan keadilan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Rabbi Meir Hirsch
Foto: Youtube
Rabbi Meir Hirsch

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aksi provokasi Israel beberapa waktu terakhir sungguh menodai perdamaian dunia. Mulai dari kunjungan Menteri ultranasionalis Itamar Ben-Gvir, hinga seruan dia untuk mencopot seluruh bendera Palestina di tempat umum. 

Belum lagi aksi penangkapan dan pembunuhan terhadap warga Palestina. Semuanya mengundang keprihatinan dan juga memancing aksi Israel semakin menjadi-jadi menyerang Palestina.

Beberapa tahun lalu, Rabbi Meir Hirsch berbicara dalam sebuah forum di Ramallah yang diinisiasi Fattah Palestina. Dia menjelaskan, bahwa Zionis Israel bukan Yahudi. Dia menyayangkan aksi pembangunan pemukiman Yahudi di lahan yang sudah diduduki warga Palestina. 

“Bahwa aksi ini bertentangan dengan hukum internasional, bahkan seluruh wilayah Israel itu bertentangan dengan hukum internasional,” imbuhnya dalam forum tersebut yang disambut kecaman sebagian hadirin yang menuding rabbi tersebut bukan orang Yahudi.

Dengan tegas, Rabbi Meir menjelaskan satu-satunya cara menghentikan aksi pendudukan Israel adalah dengan memboikot ekonomi mereka. “Langkah ini merupakan upaya mewujudkan perintah Tuhan untuk mencari dan berbuat adil,” kata dia.

Maksudnya, semua orang diperintahkan berlaku adil terhadap penganut Yahudi dan non-Yahudi. Ini adalah wujud koeksistensi dan kebersamaan di tengah kehidupan global. “Langkah ini adalah untuk mewujudkan kedamaian dan keadilan dalam kehidupan, untuk beribadah kepada Allah brsama sesuai kehendak-Nya,” ujar Rabbi Meir.

Sikap Uni Eropa

Uni Eropa sedang mengkaji penerapan pembatasan terhadap Israel. Hal itu karena Israel telah menghancurkan sejumlah bangunan yang didanai perhimpunan Benua Biru di wilayah Tepi Barat yang diduduki.

“Komisi melacak semua penghancuran dan penyitaan struktur yang didanai donor, termasuk aset yang didanai Uni Eropa dan kerusakan finansial terkait. Pada tahap ini, daftar opsi yang memungkinkan untuk mendapatkan kompensasi dari Israel atas pendanaan Uni Eropa yang hilang dalam penghancuran belum dibahas,” kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan, Rabu (11/1/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Uni Eropa mengungkapkan, dalam beberapa kesempatan, mereka meminta Israel mengembalikan atau mengkompensasi aset yang didanai perhimpunan Benua Biru tapi menjadi target pembongkaran atau penghancuran.

“Uni Eropa terus menggunakan berbagai saluran diplomatik dan politik untuk meningkatkan pendiriannya serta efektivitas dukungan Uni Eropa secara keseluruhan, termasuk melalui pernyataan Uni Eropa baru-baru ini pada kesempatan Dewan Asosiasi. Ini untuk Dewan, bertindak dengan suara bulat, untuk memutuskan kemungkinan penerapan langkah-langkah pembatasan Uni Eropa,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement