Jumat 13 Jan 2023 12:10 WIB

Penyakit Ginjal Kronis tak Bergejala, Keluhan Muncul Saat Fungsi Organ Tinggal 25 Persen

Fungsi ginjal dapat menurun secara bertahap hingga terjadi gagal ginjal.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien cuci darah. Penyakit ginjal kronis bisa disebabkan oleh diabetes (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), radang ginjal, batu ginjal, obat-obatan, bahkan genetik yang berkembang setelah dewasa.
Foto: Musiron/Republika
Pasien cuci darah. Penyakit ginjal kronis bisa disebabkan oleh diabetes (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), radang ginjal, batu ginjal, obat-obatan, bahkan genetik yang berkembang setelah dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, diperkirakan 850 juta orang di seluruh dunia terkena penyakit ginjal kronis (PGK). Kondisi ini berati gangguan fungsi ginjal dan struktur ginjalnya sudah menahun, terjadi lebih dari tiga bulan, dengan berbagai implikasi kesehatan.

PGK ini bisa disebabkan oleh diabetes (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), radang ginjal, batu ginjal, obat-obatan, bahkan genetik yang berkembang setelah dewasa. Sebenarnya, bagaimana proses terjadinya gagal ginjal ini?

Baca Juga

Ketua Tim Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Prof Dr dr Endang Susalit SpPD KGEH menjelaskan pada dasarnya manusia memiliki dua ginjal. Setiap ginjal memiliki satu juta nefron (unit kerja). Nefron ini berfungsi sebagai filter untuk menyaring dan membersihkan darah.

"Jika masih baik masih bisa menyaring, (zat sisa) bisa keluar, tapi jika sudah lama atau ada penyakit, akan timbul kerak di saringan tersebut," jelasnya dalam konferensi pers Launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals ASRI, Kamis (12/1/2023).

Prof Endang menuturkan kerak bisa muncul karena kadar gula tinggi atau karena lemak. Bisa juga karena tekanan darah tinggi dan asap rokok.

"Akhirnya saringan makin lama makin mampet," paparnya.

Prof Endang memaparkan ginjal memiliki sejumlah fungsi. Di antaranya untuk sintesis hormon, mengatur keseimbangan asam basa, serta mengatur keseimbangan air dan mineral.

"Ginjal memproduksi urine untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh," ujarnya.

Ginjal juga berfungsi untuk membuang sampah metabolisme yang merupakan racun. Jika tidak terbuang, maka akan menggangu fungsi tubuh.

Ginjal, lanjut Prof Endnag, bisa disebut pabrik pemurnian kotoran dalam tubuh. Ginjal menyaring darah dan membuang zat yang tidak berguna. Ginjal juga menyerap zat yang berguna.

Prof Endang mengungkapkan dalam 24 jam tubuh membersihkan sekitar 180 liter cairan. Setelah dibersihkan maka dikeluarkan melalui urin sebanyak 1 sampai 1.5 liter.

"Kalau ginjal tidak berfungsi, tidak bisa membuang produk sisa atau sampah dalam tubuh. Cairan dan elektrolit juga tidak bisa dipertahankan keseimbangannya. Hormon juga tidak terbentuk," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement