Selasa 17 Jan 2023 21:06 WIB

Kepolisian Belanda Bekuk Terduga Pejabat ISIS

Pelaku diduga berada di posisi manajerial dinas keamanan ISIS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM – Kepolisian Belanda telah menangkap seorang pria berusia 37 tahun asal Suriah yang diduga merupakan pejabat atau petinggi ISIS. Kejaksaan Belanda menyebut, dia terlibat dalam kejahatan perang di Suriah.

Menurut keterangan yang dirilis layanan kejaksaan Belanda pada Selasa (17/1/2023), pria tersebut ditahan di desa Arkel. Dia tinggal di sana setahun setelah memperoleh suaka pada 2019. “(Tersangka) dikatakan telah memainkan peran penting dalam perang saudara di Suriah di dalam organisasi teroris Jabhat al-Nusra dan ISIS,” kata kejaksaan Belanda, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Otoritas Belanda memulai penyelidikan terhadap setelah menerima informasi tentang masa lalu pria tersebut. Dari proses pengusutan, pria itu diduga beroperasi untuk ISIS dan Jabhat al-Nusra di kamp pengungsi Yarmouk di selatan Damaskus. "Diduga antara 2015 dan 2018, pria tersebut memegang posisi manajerial di dinas keamanan ISIS," ungkap kejaksaan Belanda.

Atas dasar posisinya di internal ISIS, kejaksaan Belanda meyakini pria tersebut berkontribusi dalam kejahatan perang yang dilakukan ISIS di Suriah. Kejaksaan Belanda tak mengungkap identitas pria itu. Namun dia bakal dihadirkan di pengadilan Den Haag pada Jumat (20/1/2023) mendatang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Belanda telah melakukan serangkaian penangkapan terhadap orang-orang yang berasal atau pernah berkunjung ke Suriah. Hal itu tak terkecuali warganya sendiri. Para pencari suaka pun tak luput dari pengintaian otoritas Negeri Kincir Angin.

Konflik sipil di Suriah telah berlangsung sejak 2011. Korban tewas dalam peperangan diperkirakan mencapai hampir setengah juta orang. Perang yang tak kunjung usai juga memaksa jutaan warga Suriah mengungsi ke berbagai negara, termasuk Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement