REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan ultraproses merupakan makanan yang sudah melewati beberapa proses pabrik. Hal ini membuatnya tidak lagi memiliki kemiripan dengan bentuk aslinya. Makanan ultraproses dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan.
Risiko tersebut termasuk obesitas dan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular dan demensia. Ahli nutrisi Richard Hoffman menyoroti, makanan ultraproses cenderung bernilai gizi rendah. Pasalnya, serangkaian proses produksi yang intens untuk menghasilkan makanan ultraproses relatif menghancurkan struktur alami bahan makanan dan menghilangkan banyak nutrisi bermanfaat, termasuk serat, vitamin, dan mineral.
Namun, Hoffman menyampaikan bahwa nilai gizi yang rendah saja mungkin tidak cukup untuk menjelaskan risiko kesehatan makanan ultraproses. Butuh analisis faktor-faktor lain untuk sepenuhnya menjelaskan efeknya terhadap kesehatan.
Hoffman mengutip hasil dari dua penelitian baru yang menunjukkan efek dari konsumsi makanan ultraproses secara berlebihan. Studi pertama mengamati lebih dari 20 ribu orang dewasa di Italia dalam kondisi sehat. Para peneliti menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi makanan ultraproses dalam jumlah terbanyak di antara peserta lain memiliki peningkatan risiko kematian dini karena beragam sebab.