REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Keputusan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern untuk mengundurkan diri pada Kamis (19/1/2023) mengejutkan warganya. Terutama keluarga korban penembakan masjid di Christchurch.
Aya Al-Umari kehilangan saudara laki-lakinya, Hussein dalam serangan penembakan brutal di masjid Christchurch. Al-Umari mengaku terkejut dan sedih dengan keputusan Ardern. Al-Umari mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Ardern atas belas kasih dan solidaritas kepada umat Muslim Selandia Baru saat menghadapi hari buruk itu.
“Perasaan saya campur aduk, kaget, sedih tapi sangat bahagia untuknya. Rasa terima kasih yang terdalam kepada Ardern, belas kasih dan kepemimpinannya selama hari yang suram itu menyinari perjalanan duka kami," ujar Al-Umari.
Ardern telah menjadi ikon kiri global dan mencontohkan gaya kepemimpinan baru. Ardern berusia 37 tahun ketika dia terpilih menjadi pemimpin Selandia Baru. Sikap tenang Ardern saat menghadapi penembakan massal di masjid Christchurch dan Linwood telah menuai pujian di seluruh dunia.