Jumat 20 Jan 2023 12:30 WIB

Keluarga Korban Penembakan Masjid Christchurch Berterima Kasih pada Jacinda Ardern

Belas kasih dan kepemimpinannya menyinari perjalanan duka keluarga korban penembakan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.
Foto: EPA/EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Keputusan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern untuk mengundurkan diri pada Kamis (19/1/2023) mengejutkan warganya. Terutama keluarga korban penembakan masjid di Christchurch.

Aya Al-Umari kehilangan saudara laki-lakinya, Hussein dalam serangan penembakan brutal di masjid Christchurch. Al-Umari mengaku terkejut dan sedih dengan keputusan Ardern. Al-Umari mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Ardern atas belas kasih dan solidaritas kepada umat Muslim Selandia Baru saat menghadapi hari buruk itu.

Baca Juga

“Perasaan saya campur aduk, kaget, sedih tapi sangat bahagia untuknya. Rasa terima kasih yang terdalam kepada Ardern, belas kasih dan kepemimpinannya selama hari yang suram itu menyinari perjalanan duka kami," ujar Al-Umari.

Ardern telah menjadi ikon kiri global dan mencontohkan gaya kepemimpinan baru. Ardern berusia 37 tahun ketika dia terpilih menjadi pemimpin Selandia Baru. Sikap tenang Ardern saat menghadapi penembakan massal di masjid Christchurch dan Linwood telah menuai pujian di seluruh dunia.