REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Twitter Elon Musk mengungkapkan, Twitter akan menyediakan paket berlangganan bebas iklan dengan harga yang lebih mahal. Hal itu disampaikan Musk melalui utasnya di Twitter pada Ahad (22/1/2023).
Dalam cuitannya, Musk juga mengatakan bahwa iklan terlalu sering di Twitter dan terlalu besar. Oleh sebab itu, pihaknya akan mengambil langkah untuk mengatasi hal tersebut dalam beberapa pekan mendatang.
Menurut laporan Reuters, Ahad, hampir 90 persen pendapatan Twitter berasal dari penjualan iklan digital. Pada November tahun lalu, Musk menyebutkan adanya penurunan pendapatan iklan di Twitter, namun menyalahkan kelompok aktivis karena telah menekan para pengiklan.
Sebelumnya pada Desember, Musk juga telah mengumumkan bahwa layanan akun centang biru atau Twitter Blue akan menampilkan setengah dari jumlah iklan dibanding akun yang tidak terverifikasi serta akan menawarkan harga yang lebih tinggi untuk layanan bebas iklan pada tahun 2023.
Twitter akhirnya menghadirkan layanan premiumnya yakni Twitter Blue untuk pengguna ponsel Android setelah sebelumnya menghadirkan pilihan baru berlangganan tahunan.Twitter Blue untuk Android itu dibanderol seharga 11 dolar AS (Rp166 ribu) perbulan sama seperti layanannya untuk para pengguna iOS.
Dikutip dari situs web Help Center Twitter, harga berlangganan tersebut terlihat lebih mahal 35 persen dibandingkan dengan biaya berlangganan khusus website yang dibanderol 8 dolar AS (Rp121 ribu) per bulan-nya.
Twitter hingga saat ini tidak menjelaskan alasan perbedaan harga berlangganan versi ponsel pintar dan website namun yang jelas perusahaan yang kini dipimpin oleh Elon Musk itu memang ingin menurunkan biaya Play Store untuk pembelian dalam aplikasi pada pengguna.