Senin 23 Jan 2023 15:22 WIB

Kemenhub Berharap Penerbangan Shenzhen-Denpasar Dongkrak Wisatawan

Ini sebagai dukungan Ditjen Hubud terhadap program Bangga Berwisata di Indonesia.

Wisatawan mancanegara asal China disambut kesenian Barongsai setibanya di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Ahad (22/1/2023). Sebanyak 210 orang penumpang asal Shenzhen, China tiba di Pulau Dewata dengan menumpang penerbangan carter maskapai Lion Air JT2648 yang menjadi penerbangan perdana dari China ke Bali sejak Pemerintah China mengizinkan warganya untuk kembali bepergian ke luar negeri.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Wisatawan mancanegara asal China disambut kesenian Barongsai setibanya di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Ahad (22/1/2023). Sebanyak 210 orang penumpang asal Shenzhen, China tiba di Pulau Dewata dengan menumpang penerbangan carter maskapai Lion Air JT2648 yang menjadi penerbangan perdana dari China ke Bali sejak Pemerintah China mengizinkan warganya untuk kembali bepergian ke luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengharapkan dibukanya penerbangan rute Shenzhen-Denpasar mendongkrak kunjungan wisatawan ke Indonesia.

"Kami menyambut baik penerbangan perdana ini, sebagai penanda bahwa Indonesia khususnya Bali masih menjadi destinasi favorit wisatawan. Selain itu, sebagai bentuk dukungan Ditjen Hubud terhadap program Bangga Berwisata di Indonesia untuk mendorong mobilitas wisatawan ke Indonesia," ujar Dirjen Hubud Kemenhub Maria Kristi Endah Murni dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (23/1/2023).

Baca Juga

Ditjen Hubud pun menyambut baik penerbangan perdana (charter flight) Lion Air PK-LSU JT2648 tipe pesawat Boeing 737-900ER dengan rute penerbangan Shenzhen Bao'an International Airport, China (SZX)-Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali (DPS) pada Ahad (22/1/2023).

Kristi mengatakan, dengan adanya kebijakan baru pemerintah China yang telah membuka pintu perbatasan sejak 8 Januari 2023 akan memberikan nilai positif bagi Indonesia dan mampu menggeliatkan kembali industri penerbangan Tanah Air. "Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap pesawat yang telah memenuhi regulasi dan aturan yang ada dengan memberikan ijin terbang kepada pesawat tersebut. Tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di destinasi wisata Indonesia," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan tantangan ke depan ialah semua negara sudah mulai membuka perjalanan internasional, termasuk China yang sudah mulai membuka pintu perbatasannya. "Dampaknya, permintaan pembukaan jalur penerbangan akan terus bertambah dan pelayanan harus terus ditingkatkan. Tentunya dengan selalu menerapkan safety(keselamatan), security(keamanan), dan services(pelayanan) serta compliance(pemenuhan terhadap aturan yang berlaku)," kata dia.

Penerbangan langsung dari Shenzhen ke Denpasar pada Ahad (22/1/2023) membawa 212 penumpang wisatawan mancanegara (wisman) dari China yang terdiri dari 193 penumpang dewasa, 17 anak-anak, dan dua balita.

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno optimis kedatangan kembali wisatawan asal China dapat mendukung target kunjungan wisman tahun 2023 sebesar 3,5 juta-7,4 juta kunjungan. "Kami menggelar karpet merah bagi mereka karena ekonomi kita terus menggeliat. Kita harapkan kedatangan wisman China semakin mempercepat pemulihan sektor ini dan semakin banyak lapangan kerja dibuka," kata Sandiaga.

Ia menjelaskan, China merupakan salah satu negara pasar terbesar untuk pariwisata di Indonesia. Tahun ini, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan China sebanyak 255.300 orang.

"Kami juga tetap terapkan protokol kesehatan yang sudah diberikan oleh Satgas Covid-19 dan Kemenkes dalam kedatangan wisman China. Per hari ini tidak diperlukan tambahan pengecekan bagi wisatawan dari China, semua mengikuti standar yang sudah ada," kata dia.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement