REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang murid selayaknya mempererat hubungan dengan gurunya. Kendatipun bertempat tinggal jauh dari guru maka hendaknya seorang murid tetap berupaya untuk menjaga hubungannya agar tetap kuat.
Sebab dengan cara seperti itulah ilmu yang telah didapat dari guru akan menjadi berkah. Lalu bagaimana memiliki ketersambungan hati dengan guru agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah?
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya mengatakan semakin seseorang cinta dan memiliki tata krama kepada guru maka itu adalah yang mengundang keberkahan ilmu.
Oleh karena itu Buya Yahya mengingatkan agar tidak merasa cerdas di depan guru dan berupaya menguji guru dengan mengandalkan kecerdasannya.
Buya Yahya mencontohkan ada orang yang sulit memahami ilmu meski telah belajar berulang kali tetapi karena memiliki tata krama kepada gurunya hingga akhirnya Allah SWT memberikan keteguhan dalam hatinya yang membuat orang tersebut mampu mengamalkan setiap ilmu yang telah diajarkan gurunya.
"Maka benar ternyata ikatan dengan guru ( ketersambungan hati dengan guru agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah) yaitu tawadhu dengan guru, cinta dengan guru dan khidmat kepada guru," kata Buya Yahya saat program tanya jawab dalam kajian rutin yang juga disiarkan melalui kanal resmi YouTube Al Bahjah TV beberapa hari lalu.
Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan orang yang mencintai guru adalah dengan mendoakan guru setiap saat.
Orang yang mendoakan guru sejatinya tengah berupaya menurunkan keberkahan bagi diri sendiri.
Selain itu dalam bertata krama, seorang murid melakukannya dari hati bukan sebatas basa basi.
Maka seorang murid harus memiliki akhlak yang luhur pada gurunya baik di hadapannya maupun tidak dihadapan guru. Dengan begitu keberkahan ilmu akan terjaga.
Selain itu menurut Buya Yahya murid dapat menggapai keberkahan ilmu dengan berkhidmat. Baik berkhidmat dengan tenaga maupun harta dalam rangka membantu program dakwah guru.