REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Kementerian Sosial menelusuri dugaan eksploitasi anak untuk berjualan yang dilaporkan marak terjadi di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
"Sekarang sedang kita dalami, kebetulan semalam kita ketemu dua anak. Sekarang kita dalami masalahnya itu apa," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Tarakan, Kamis (26/1/2023).
"Karena, kalau kita tangani cuma, 'oh ya tak beli', nggak boleh kayak gitu. Itu akar masalahnya nggak kepegang," katanya mengenai penanganan anak-anak yang diduga digerakkan untuk berjualan di jalan-jalan.
Dia mengemukakan penanganan masalah sosial harus dilakukan dengan memperhatikan akar permasalahannya.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Kementerian Sosial menurunkan tim yang meliputi psikolog untuk meneliti akar masalah dari penggerakan anak-anak untuk berjualan di jalanan di Kota Tarakan. "Sekarang sudah jalan, nanti ada hasilnya apa, misalkan (perlu) ada treatment (penanganan) khusus, aku berarti harus tangani khusus," katanya.
"Jadi, kadang dia miskin, akhirnya anaknya dipaksa untuk jadi pengemis. Nah, itu kan kemiskinan yang harus diselesaikan," ia menambahkan.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Tarakan sebelumnya mengemukakan dugaan adanya sindikat yang mengeksploitasi anak untuk berjualan.
Hasil penelusuran DP3APPKB Kota Tarakan menunjukkan ada koordinator yang bertugas untuk mengatur anak-anak berjualan di jalanan dan orang tua yang menyuruh anaknya berjualan di jalanan.