Kamis 26 Jan 2023 18:11 WIB

Ternyata Stunting Juga Bisa Terjadi pada Kelompok Menengah ke Atas

Stunting terjadi kelompok menengah atas yang tak bisa memenuhi cara masak tepat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pencegahan stunting penting dilakukan sebelum anak lahir. (ilustrasi). orang kaya bisa menyediakan makanan sehat dan bergizi jika dilihat dari segi asupan. Tetapi faktanya mereka ternyata tidak bisa memenuhi cara masak yang baik atau tidak bisa membeli makanan anaknya. Padahal, orang tua diminta memastikan asupan makanan harus sampai masuk ke mulut anak dan terserap ke tubuh anak. Asupan makanan yang rendah bisa menyebabkan stunting atau kekerdilan
Foto: www.freepik.com
Pencegahan stunting penting dilakukan sebelum anak lahir. (ilustrasi). orang kaya bisa menyediakan makanan sehat dan bergizi jika dilihat dari segi asupan. Tetapi faktanya mereka ternyata tidak bisa memenuhi cara masak yang baik atau tidak bisa membeli makanan anaknya. Padahal, orang tua diminta memastikan asupan makanan harus sampai masuk ke mulut anak dan terserap ke tubuh anak. Asupan makanan yang rendah bisa menyebabkan stunting atau kekerdilan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah kekerdilan (stunting) ternyata tak hanya terjadi pada anak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Stunting ternyata bisa terjadi pada kelompok orang yang mampu.

"Memang risiko terbesar stunting terjadi pada kelompok yang sisi ekonominya lemah, tetapi bisa saja terjadi pada kelompok ekonomi menengah ke atas," ujar Tim Stunting Universitas Yarsi dokter Yusnita, Kamis (26/1/2023).

Sebenarnya, dia melanjutkan, orang kaya bisa menyediakan makanan sehat dan bergizi jika dilihat dari segi asupan. Tetapi, faktanya mereka ternyata tidak bisa memenuhi cara masak yang baik atau tidak bisa membeli makanan anaknya. Padahal, orang tua diminta memastikan asupan makanan harus sampai masuk ke mulut anak dan terserap ke tubuh anak. 

"Jadi, bukan hanya sekadar makanan sehat dan silakan dimakan," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini program stunting nasional berada di bawah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kemudian, dia melanjutkan, BKKBN sudah mengeluarkan kriteria keluarga berisiko stunting.

Ia menambahkan, kalau ingin mencegah stunting, upayanya perlu dilakukan dari hulu. Itu termasuk mengenali risiko keluarga yang mempunyai remaja putri termasuk berisiko stunting. Keluarga yang memiliki calon pengantin juga menjadi faktor risiko stunting karena berisiko hamil setelah menikah. 

Artinya, kalau kondisi asupan gizi ibunya belum baik maka ia akan terganggu pada saat kehamilan. Selain itu, keluarga dengan bayi dan keluarga dengan balita berisiko stunting. "Jadi, faktor risikonya banyak, ekonomi hanya salah satu saja. Tidak selalu ekonomi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement