REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Stok darah yang dimiliki Palang Merah Indonesia (PMI) biasanya berkurang ketika bulan Ramadhan tiba. Persoalan tersebut umumnya terjadi di beberapa kantor PMI di beberapa daerah akibat di bulan Ramadhan aktivitas donor darah cenderung jauh berkurang.
Untuk mengantisipasi potensi tidak mencukupi stok darah yang dimiliki PMI Kota Depok pada Ramadhan, Ikatan Alumni (IKA) SMAN 1 Depok Angkatan 1989, menggelar aksi donor di gedung SMAN 1 Depok, di Depok, Jawa Barat, Ahad (29/1/2023). Kegiatan ini merupakan kerja sama Ika SMAN 1 Depok Angkatan 1989, PMI Kota Depok, SENADDI, dan PMR SMAN 1 Depok.
Ketua Harian IKA 1989 SMAN 1 Depok, Iskandar Syah mengatakan informasi yang diperolehnya stok darah yang dimiliki oleh PMI seringkali menipis selama bulan Ramadhan tiba. ‘’Kami berharap dengan kegiatan donor darah hari ini, stok darah khususnya di PMI Kota Depok tidak kekurangan saat bulan Ramadhan tahun ini yang tinggal dua bulan lagi tiba,” kata Iskandar di Depok, Ahad (29/1/2023).
Menurut Iskandar kegiatan donor darah kali ini yang didukung oleh L’oreal Indonesia, Bara Mineral Asri, Hike, dan SML merupakan kegiatan keempat kalinya yang dilaksanakan IKA SMAN 1 Depok Angkatan 1989. “Kami berupaya stok darah yang dimiliki PMI Depok selalu mencukupi karena itu kami rutin mengadakan kegiatan donor darah sekitar tiga bulan sekali,’’ ujarnya.
Dokter Mobile Unit PMI Kota Depok Dr Fery mengakui di bulan Ramadhan kegiatan donor darah agak berkurang. Karena itu secara umum stok darah yang dimiliki PMI pun pasokannya berkurang.
Sementara itu, untuk stok darah PMI Kota Depok saat ini menurut informasi yang dimiliki Dr Fery mencukupi. Walaupun demikian, karena penyakit demam berdarah beberapa waktu belakangan ini muncul di masyarakat maka akan terjadi kebutuhan transfusi darah. “Insya Allah stok darah PMI Kota Depok saat ini mencukupi,’’ katanya lagi.
Iskandar memaparkan dalam kegiatan donor darah hari ini sebanyak 149 orang mendaptar sebagai pendonor. Dari jumlah yang mendaftar tersebut 121 orang hadir. “Tapi dari 121 peserta donor darah, hanya 79 orang yang berhasil menjadi pendonor, sedangkan 42 orang lainnya gagal,” kata Iskandar.
Dr Fery menjelaskan dari 42 orang yang ditolak menjadi pendonor, 14 orang di antaranya karena masalah tensi, 20 orang terkait hemoglobin, dan masalah lain-lain sebanyak delapan orang. Masalah tensi yang menyebabkan pendonor ditolak karena rendah. Sedangkan 20 orang tidak diizinkan donor terkait hemoglobin juga karena rendah atau anemia. “Sedangkan masalah lain-lain sehingga pendonor ditolak antara lain karena baru minum obat,” ucapnya.
Dr Fery menyarankan kepada masyarakat yang akan mendonorkan darahnya agar menyiapkan diri jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan. Di antaranya dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.