Senin 30 Jan 2023 18:37 WIB

Menpan RB: tak Semua Kepala Daerah Paham Gunakan Data Statistik

BPS daerah diminta memberi data yang mudah dimengerti oleh para kepala daerah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah kepala desa dari berbagai daerah mealakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah kepala desa dari berbagai daerah mealakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, tidak semua kepala daerah mengerti dan peduli dalam menggunakan data statistik. Maka ia meminta Badan Pusat Statistik (BPS) di daerah memberikan data ke para pemimpin daerah.

Menurutnya, penggunaan data penting demi membuat kebijakan yang sesuai dan tepat sasaran. Maka ia pun meminta BPS daerah agar memberikan data yang mudah dimengerti oleh para kepala daerah.

Baca Juga

“Harapan saya semua Kepala BPS daerah ini bisa jemput bola bertemu dengan bupati atau kepala daerah,” ujar dia dalam Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Saat masih menjadi Bupati Banyuwangi, ia mengaku sering mengundang Kepala BPS daerah guna bertukar informasi data.

Dirinya menyadari anggaran pemerintah daerah tidak besar namun programnya banyak. Dengan begitu, jalan yang diambil harus menggunakan data terkini dalam membuat program.

“Jadi kepada kepala daerah harus paham data. Harus bisa pula diterjemahkan (dalam kebijakan)” tuturnya.

Saat ditemui wartawan usai acara, Anas pun menuturkan, pentingnya memperbaiki tata kelola data.

"Sejak kemarin saya bicara tentang tata kelola itu logical framework agar teman-teman di daerah juga nyambung," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement