REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, karantina kesehatan sesudah pandemi Covid-19 dapat terkendali sepenuhnya. Tjandra menekankan ada tiga hal utama yang harus diingat.
Pertama, bagaimana skenario tentang berakhirnya pandemi Covid-19, kalau memang akan berakhir tahun ini. Ada tiga kemungkinannya, pertama dinyatakan emergency-nya berakhir, kedua pandeminya dinyatakan terkendali, dan ketiga pandeminya dinyatakan berakhir.
"Lalu, hal kedua adalah tentang masalah penyakit di masa datang, baik yang berpotensi KLB (atau bahkan pandemi) atau juga berbagai penyakit lainnya," ujarnya Selasa (31/1/2023).
Majalah Forbes menyampaikan lima kecenderungan pelayanan kesehatan 2023, yaitu artificial intelegence (AI), telehealth, retail healthcare dimana misalnya kita dapat membeli rapid antigen di supermarked, alat kesehatan yang dipakai sehari-hari, dan kedokteran presisi. Sementara itu, IHME (Institute of Health and Metric Evaluation) membuat analisa tentang 11 potensi penyakit di tahun 2023 ini, salah satunya adalah Long Covid.
"Berbagai penyakit ini tentu perlu diantisipasi, termasuk dalam bidang karantina kesehatan," tegasnya.
Hal ketiga yang harus diingat adalah empat area yang perlu dilakukan Karantina Kesehatan pascapandemi Covid-19. Area pertama, peran skrining di pintu masuk negara, apakah skrining primer atau skrining sekunder oleh petugas kesehatan. Area kedua adalah tentang bagaimana sebenarnya peran skrining sindromik, khususnya bagaimana bukti ilmiahnya.
"Area ketiga, bagaimana upaya maksimal untuk meminimalisir risiko kesehatan di pintu masuk negara. Sementara area keempat, melakukan upaya kesehatan di pintu masuk negara, yang meliputi tiga aspek," terangnya.
Aspek pertama adalah pemahaman tiga komponen yang ditangani, orang, barang dan alat angkut. Aspek kedua adalah tiga area kegiatan, yaitu simulation exercise, external evaluation, dan after action review.
"Sementara itu aspek ketiga adalah dua program utama, yaitu event management dan preparedness plan," kata Tjandra.