REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak bos Tesla Elon Musk mengambil alih Twitter pada akhir Oktober tahun lalu, dia berusaha keras agar platform tersebut mendapat keuntungan besar. Salah satu caranya adalah mengizinkan siapa pun untuk memiliki tanda centang terverifikasi dengan membayar delapan delapan dolar AS per bulan.
Kini, perusahaan tersebut tampaknya tertarik untuk menjadi platform pembayaran dan bersaing dengan PayPal, Venmo, dan Apple Pay. Menurut sebuah laporan dari Financial Times, Twitter telah mulai mengajukan lisensi regulasi untuk menjadi platform pembayaran di AS.
Direktur manajemen produk Twitter Esther Crawford telah mengembangkan infrastruktur layanan baru tersebut. Pengembangan ini adalah bagian dari rencana Musk untuk mengubah Twitter menjadi aplikasi segalanya.
Pada November lalu, Musk mengungkapan gagasan Twitter menjadi tempat berbelanja, mentransfer uang ke pengguna Twitter lain, dan menarik saldo ke rekening bank yang diautentikasi. Dia juga sebelumnya menargetkan Twitter untuk mengumpulkan pendapatan pembayaran sekitar 1,3 miliar dolar AS ada tahun 2028.
Sejalan dengan aplikasi lisensi, Twitter juga bergerak maju dengan pemeriksaan peraturan dan telah mengajukan lisensi negara yang diperlukan.
Dilansir Neowin, Selasa (31/1/2023), menurut orang yang mengetahui masalah ini, platform pembayaran yang direncanakan Twitter pada awalnya akan berfungsi dengan metode pembayaran dan mata uang reguler. Namun, perusahaan berencana untuk mendukung cryptocurrency di masa mendatang.