REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan bom terjadi di sebuah masjid di Pakistan pada Senin (31/1/2023). Ledakan tersebut mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. Mereka yang meninggal adalah umat muslim yang sedang melaksanakan sholat lima waktu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan mereka yang meninggal dunia dalam kondisi tersebut dapat dikatakan mati syahid. Umat muslim tersebut sedang beribadah mendirikan sholat ketika ledakan itu terjadi.
“Ya mereka mati syahid,” kata Cholil kepada Republika.co.id , Selasa (31/1/2023).
Cholil menuturkan, salah satu hadits Nabi Muhammad SAW, menyebutkan ada lima golongan orang yang dikategorikan mati dalam keadaan syahid. Gelar syahid di sini, bukan hanya bisa diraih oleh orang-orang yang berperang menegakkan agama Allah saja.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ المَطْعُوْنُ والمَبْطُوْنُ، والغَرِيْقُ، وصَاحِبَ الهَدْمِ، والشَهِيْدُفِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang mendapat derajat syahid ada lima jenis, yaitu (1) korban meninggal karena wabah tha’un (pes), (2) korban meninggal karena sakit perut, (3) korban tenggelam, (4) korban reruntuhan, dan (5) orang gugur di jalan Allah.”
Dikutip dari buku Tafsir Ayat-Ayat Ya Ayyuhal Ladzina Amanu karya Syaikh Muhammad Abdul Athi Buhairi disebutkan terdapat delapan keutamaan orang yang mati syahid. Maka tidak heran bila umat muslim berlomba-lomba agar bisa mati syahid di jalan Allah SWT.
Delapan keutamaan tersebut antara lain, (1) dosanya akan diampuni segera setelah meninggal, (2) diperlihatkan tempatnya di surga, (3) merasakan manisnya iman, (4) beristrikan 72 bidadari, (5) dibebaskan dari siksa kubur, (6) aman dari bencana besar, (7) Dipasang mahkota kemuliaan, dan (8) bisa memberi syafaat untuk mengeluarkan 70 orang anggota keluarganya dari neraka.