Rabu 01 Feb 2023 16:42 WIB

Rupiah Menguat Seiring Pasar Nantikan Hasil Rapat The Fed

Kurs rupiah pada Rabu (1/2/2023) ditutup naik 16 poin menjadi Rp 14.975 per dolar AS.

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (1/2/2023) sore, menguat seiring pasar menantikan rilis hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, utamanya tentang kebijakan suku bunga acuan.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (1/2/2023) sore, menguat seiring pasar menantikan rilis hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, utamanya tentang kebijakan suku bunga acuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (1/2/2023) sore, menguat seiring pasar menantikan rilis hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, utamanya tentang kebijakan suku bunga acuan.

Kurs rupiah pada Rabu (1/2/2023) ditutup naik 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.991 per dolar AS. "Pasar masih menunggu laporan hasil pertemuan The Fed yang kabarnya akan diumumkan dini hari nanti," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Revandra menuturkan pasar berekspektasi suku bunga The Fed akan dinaikkan sebesar 25 basis poin (bps), lebih rendah dari kenaikan terakhir. Namun, angka tersebut masih merupakan perkiraan, karena indikator ekonomi AS yang dilaporkan pekan lalu menunjukkan angka yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi di atas perkiraan, pasar kerja juga dinilai baik, sehingga ada ruang untuk The Fed menaikkan suku bunga lebih tinggi walaupun kemungkinannya disebut lebih kecil.

Data menunjukkan ekonomi AS mempertahankan laju pertumbuhan yang kuat pada kuartal keempat. Produk domestik bruto (PDB) meningkat pada tingkat tahunan 2,9 persen pada kuartal terakhir, Departemen Perdagangan mengatakan dalam perkiraan pendahuluan pertumbuhan PDB kuartal keempat.

Perekonomian tumbuh pada kecepatan 3,2 persen pada kuartal ketiga. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB naik pada tingkat 2,6 persen.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran di negara itu turun 6.000 menjadi 186 ribu yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 21 Januari. Dana berjangka Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed akan memuncak pada 4,91 persen pada Juni, naik dari 4,33 persen, kemudian turun menjadi 4,48 persen pada Desember.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember setelah empat kenaikan suku bunga 75 basis poin berturut-turut. Dikatakan kemudian bahwa suku bunga mungkin perlu lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi.

Perhatian investor pekan ini juga akan tertuju pada jalur moneter yang diambil oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris(BoE), yang masing-masing diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (2/2/2023).

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.999 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.974 per dolar AS hingga Rp 15.010 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu meningkat ke posisi Rp 14.991 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.992 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement