REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pembubaran klub Arema FC oleh PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) mendadak menjadi sorotan. Sebab, banyak konsekuensi yang akan ditanggung oleh manajemen Arema. Tidak dapat dimungkiri, Arema adalah salah satu klub terpopuler di Indonesia, di mana tentu pembubarannya akan sangat berdampak bagi banyak pihak.
Wacana pembubaran klub tersebut dilatarbelakangi oleh kericuhan atau protes yang berujung anarkis di depan kantor Arema FC. Sebelumnya ada pelemparan terhadap bus pemain dan ofisial Arema FC, serta penolakan dari sejumlah pihak untuk membiarkan Singo Edan menggunakan venue di kotanya sebagai homebase. Menurut Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus hal ini sangat dilematis.
"Ya memang dilematis ya. Tidak dimungkiri tragedi di mana para korban itu tidak bisa dikesampingkan, sehingga harus mencari jalan keluar, terobosan-terobosan. Kita cari solusi yamg menyenangkan semua pihak, walaupun memang sulit," kata Ferry di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Ferry menilai bubarnya Arema justru akan memberikan banyak kerugian, termasuk rontoknya Liga 1. Menurutnya, kontestan Liga 1 yang sesuai Statuta PSSI adalah sebanyak 18 tim. Dia mengatakan akan ada banyak kesulitan yang menyusul jika Arema benar-benar membubarkan klub.
"Liga ini kan kontestannya ada 18 klub, kemudian bagaimana menentukan atau melanjutkan, sisa liga yang ada dan liga yang akan datang, apalagi yang kita sama-sama tahu, dari hasil kongres itu, keputusan terakhir Liga 1 tidak ada degradasi dan belum ada promosi dari Liga 2 dan 3," kata Ferry.
"Value dari liga juga rontok apabila salah satu kontestan mundur," tambahnya.
Borneo FC dan Bali United menjadi dua klub yang dirugikan atas kesulitan Arema dalam mencari venue kandang. Ada kemungkinan bahwa Arema bisa langsung dinyatakan kalah walkover (WO). Mengenai hal itu, Ferry mengatakan apa pun yang terjadi nanti akan disesuaikan dengan aturan yang ada.
"Tergantung. Kan semua ada aturannya ya, ada regulasinya. Jika segala sesuatu sudah dipersiapkan kemudian batal atau mundur, sedangkan tim lawan sudah ada, otomatis sesuai regulasi maka itu ranah Komdis yang menentukan. Peluangnya mungkin WO," ujarnya menambahkan.