REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menekankan pentingnya kerja sama NATO dengan mitra-mitra di Indo-Pasifik. Ia menambahkan, Eropa tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di Asia Timur karena keamanan global saling terkoneksi.
"Bekerja sama dengan mitra di seluruh dunia, terutama di Indo-Pasifik adalah jawaban untuk dunia yang semakin berbahaya dan tidak terprediksi," kata Stoltenberg dalam acara di Keio University, Rabu (1/2/2023).
"Perang di Ukraina menunjukkan betapa keamanan saling terkoneksi, ini memperlihatkan apa yang terjadi di Eropa memiliki konsekuensi di Asia Timur dan apa yang terjadi di Asia Timur berarti pada Eropa, gagasan bahwa China tidak berarti tidak bekerja di Eropa," tambahnya.
Dalam kunjungannya ke Jepang, Stoltenberg berjanji memperkuat hubungan dengan Tokyo. Sebagai upaya navigasi tingginya ketegangan keamanan yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina dan kerja sama militernya dengan China.
Ia mengatakan meski China bukan musuh, negara itu menjadi semakin "otoriter" yang menunjukkan perilaku asertif, mengancam Taiwan, dan mengembangkan kemampuan militer yang dapat menjangkau negara-negara anggota NATO.
"Kami lebih dari siap untuk memperkuat dan memperluas kemitraan dengan negara-negara di kawasan ini," tambahnya.
China menolak klaim Stoltenberg dengan mengatakan Beijing selalu mengancam perdamaian dan stabilitas. "Di satu sisi, NATO mengeklaim posisinya sebagai aliansi pertahanan kawasan tidak berubah, sementara di sisi lain terus melanggar zona pertahanan dan area tradisional, terus memperkuat hubungan keamanan militer dengan negara-negara Asia Pasifik dan melebih-lebihkan ancaman China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers rutin, Rabu ini.
"Saya ingin menekan Asia Pasifik bukan medan tempur untuk rivalitas geopolitik dan konfrontasi antara kubu dengan mentalitas Perang Dingin tidak diterima," tambahnya.
Sebelum berkunjung ke Jepang, Stoltenberg singgah di Korea Selatan dan meminta negara itu membantu lebih banyak Ukraina. Di Seoul, ia juga memberikan peringatan serupa tentang China.
China mengkritik upaya NATO memperluas aliansinya di Asia. Rusia yang menyebut invasinya ke Ukraina sebagai "operasi khusus" sudah berulang kali menyebut ekspansi NATO sebagai ancaman keamanannya.