REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk holding jasa survei (ID Survey), PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI berkomitmen meningkatkan kompetensi keterampilan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau mitra binaan sebagai bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Hal ini selaras dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang memfokuskan program TJSL pada tiga sektor utama yakni UMKM, pendidikan, dan lingkungan.
Direktur Utama BKI Arisudono mengatakan, salah kegiatan tersebut ialah melalui pelatihan batik kepada pelaku UMKM Bogor sebagai bentuk pelestarian budaya lokal asli.
"Pelatihan ini bukan sekadar proses membatik, tapi juga bagaimana pengajuan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk batik yang berpotensi untuk bersaing di pasar nasional dan global," ujar Arisudono Soerono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Dengan pelatihan ini, Arisudono berharap setiap UMKM memiliki sertifikasi TKDN untuk mengurangi produk impor dengan barang subsidi yang dihasilkan oleh UMKM. Arisudono mengatakan pelatihan yang diikuti 50 peserta dari 12 kecamatan ini berlangsung selama lima hari, mulai 30 Januari hingga 3 Januari 2023.
"BKI juga berkolaborasi dengan Forum UMKM Bogor untuk membantu para pelaku UMKM dalam pelatihan ini. Semoga bisa konsisten dilakukan sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dalam negeri serta menggerakkan perekonomian Bogor," kata mantan Direktur Utama PT Danareksa tersebut.
Kepala Dinas Koperasi UMKM, Kabupaten Bogor, Asep Mulyana Sudrajat mengapresiasi dukungan BKI dalam memfasilitasi kegiatan pelatihan batik bagi para pelaku UMKM.
"Semoga pelatihan ini bisa memberikan manfaat serta mewujudkan produk batik yang menjadi standar budaya nasional. Saya juga berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik dan mengimplementasikannya," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bogor tersebut.