Kamis 02 Feb 2023 14:34 WIB

Obral Insentif di IKN, 80 Calon Investor Nyatakan Minat

Bahlil sebut insetif investasi di IKN Nusantara akan jauh lebih besar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden Joko Widodo memantau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo memantau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan hingga saat ini sudah ada 80 investor yang menyatakan minat untuk berinvestasi di IKN. Saat ini 80 investor tersebut masih melakukan perhitungan dan feasibility study.

"Dalam proses investasi ini kan ada beberapa tahapan. Pertama investor perlu memberikan letter of interest. Saat ini sudah ada 80-an investor yang memberikan LOI ini," ujar Bambang di Plaza Mandiri, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga

Bambang enggan menjelaskan berapa besaran potensi investasi yang masuk dari 80 investor tersebut. Kata Bambang, bola investasi ada di pihak swasta yang ingin bergabung tersebut.

"Masih sangat liquid saya belum bisa kasih angka. 80 investor yang sudah serius. Mereka kan yang itung, mereka yang akan menaruh angkanya. Jadi kita menunggu dari mereka baru kita akan diskusi," ujar Bambang.

Bambang menjelaskan pemerintah sudah menyiapkan berbagai insentif perpajakan untuk bisa mendukung geliat investasi di IKN.

"Menyangkut IKN, bahwa tax holiday atau insentif lainnya di IKN lebih besar dan lebih baik dibandingkan di daerah lain di Indonesia. Kita perlakukan lex specialis untuk IKN," ujar Bambang.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menambahkan, insentif investasi di ibu kota negara (IKN) Nusantara akan jauh lebih besar dan lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

"Untuk IKN, saya mempertegas, memperkuat, bahwa tax holiday atau insentif lainnya di IKN lebih besar dan lebih baik ketimbang daerah lain di Indonesia. Karena kita perlakukan lex specialis untuk di IKN," katanya dalam kesempatan yang sama.

Menurut Bahlil, fasilitas khusus tersebut diberikan untuk merangsang investasi di IKN. Pasalnya, sebagai program baru, insentif dinilai akan jadi daya tarik agar investor bisa masuk dan menanamkan modalnya di sana.

"Ini semua dalam rangka merangsang agar ketika orang melakukan investasi, IRR bisa cepat, BEP (break even point) bisa pasti berapa lama, dan saya yakinkan, kalian tidak rugi investasi di sana," ujarnya.

Bahlil pun mengibaratkan IKN layaknya gadis cantik dari kampung yang belum mendapat polesan. Ia juga meyakinkan, sebagai mantan pengusaha, tidak mungkin memberikan "pepesan kosong" atau harapan kosong kepada pengusaha lainnya soal proyek di IKN.

"Untuk IKN, biarlah pemerintah yang urus izin-izin semua, yang penting kalian datang aja. Dan sudah, ini barang bagus. IKN ini seperti wanita kampung yang cantik, yang pintar, anggun cuma belum dipoles saja. Saya sebagai orang kampung menjamin barang ini barang bagus. Kalau kami, selalu menganalogikan, dengan latar belakang saya sebagai pengusaha, nggak mungkin saya memberikan pepesan kosong ke para pengusaha," kata Bahlil.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement