Ahad 05 Feb 2023 08:13 WIB

Qatar Semakin Perluas Pengaruh di Lebanon

Qatar membantu puluhan juta dolar AS untuk membantu angkatan bersenjata Lebanon.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang dirilis oleh situs resmi Angkatan Darat Lebanon ini, Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun, kanan, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, di kementerian pertahanan, di Beirut, Lebanon, Selasa, 6 Juli 2021. Qatar diam-diam memperluas pengaruhnya di Lebanon.
Foto: Lebanese Army Website via AP
Dalam foto yang dirilis oleh situs resmi Angkatan Darat Lebanon ini, Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun, kanan, bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, di kementerian pertahanan, di Beirut, Lebanon, Selasa, 6 Juli 2021. Qatar diam-diam memperluas pengaruhnya di Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Qatar diam-diam memperluas pengaruhnya di Lebanon. Pemerintah Doha terus menerima para pemimpin Beirut dan memompa puluhan juta dolar untuk membantu angkatan bersenjata negara itu di tengah krisis ekonomi bersejarah.

Negara kecil kaya gas itu pada akhir Januari mulai merasakan buah dari investasinya. Qatar Energy milik negara menggantikan perusahaan Rusia dalam konsorsium internasional yang akan mencari gas di Laut Mediterania di lepas pantai Lebanon.

Baca Juga

Menteri Energi Qatar Saad Sherida al-Kaabi bergabung dengan pejabat Lebanon di Beirut untuk upacara penandatanganan kesepakatan mengambil 30 persen saham dalam sebuah konsorsium untuk eksplorasi minyak dan gas di perairan Lebanon pada pekan lalu. Momen ini tiga bulan setelah Lebanon dan Israel menandatangani perjanjian perbatasan maritim yang dimediasi Amerika Serikat (AS).

“Bagi kami di Qatar, perjanjian penting ini memberi kami kesempatan untuk mendukung perkembangan ekonomi di Lebanon selama masa kritis ini turun. Qatar selalu hadir untuk mendukung masa depan yang lebih baik bagi Lebanon dan rakyatnya," kata al-Kaabi di acara tersebut.

Selain itu, Qatar untuk pertama kalinya akan bergabung dalam pertemuan di Paris untuk diskusi yang berfokus pada krisis politik dan ekonomi Lebanon pada Senin (6/2/2023). Negara ini akan bergabung bersama dengan pejabat dari Prancis, Arab Saudi, dan AS.

Dohar menggambarkan dirinya sebagai kekuatan yang lebih netral di negara yang terpecah dalam beberapa faksi. Arab Saudi telah lama mendukung faksi Muslim Sunni Lebanon dan mencoba mendorong keluar pengaruh Iran dengan keberadaan Hizbullah Syiah. Persaingan tersebut berulang kali mendorong Lebanon ke jurang konflik bersenjata.

Qatar yang memiliki hubungan baik dengan Iran telah berusaha memajukan negosiasi antara Iran dan negara-negara Teluk. Profesor dan Direktur Hagop Kevorkian Center for Near Eastern Studies di New York University Mohamad Bazzi menyatakan, keberadaan Doha menunjukan Teheran tidak ditinggalkan dalam pembicaraan.

“Dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya yang kurang terlibat di Lebanon, Qatar berusaha untuk menghidupkan kembali peran mediatornya di negara tersebut,” katanya.

Tapi, menurut Bazzi, salah satu negara terkaya di dunia dengan kekayaan gas alamnya itu sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia menyelamatkan Lebanon sendirian. Qatar tetap butuh pengaruh dari negara lain melihat kondisi Lebanon yang tidak stabil.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement