REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan sejumlah lima strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan. Startegi pertama yakni pengembangan halal value chain.
“Pengembangan halal value chain ini melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal,” kata Juda dalam acara Sharia Economic and Financial Outlook 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Strategi kedua yakni pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah. Juda mengatakan, strategi tersebut tersebut termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.
Lalu selanjutnya startegi ketiga yaitu penguatan halal lifestyle melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator. Selain itu juga untuk mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia.
Keempat, lanjut Juda yakni akselerasi digitalisasi ekonomi syariah. “Ini di antaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas,” jelas Juda.
Juda menuturkan, strategi kelima yakni atta'awun atau sinergi dan kolaborasi dengan sejumlah stakeholder. Menurutnya, sinergi juga menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi syariah ke depan.
Dia juga mengharapkan Sharia Economic and Financial Outlook 2023 dapat memberikan pandangan terhadap arah kebijakan ke depan. Selain itu juga memunculkan gagasan inovatif serta mendorong sinergi dan kolaborasi dalam mengembangkan eksyar di tanah air.