REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Rakyat Palestina melaksanakan sholat ghaib di Masjid Al Aqsa Yerusalem Timur yang diduduki untuk para penyintas gempa bumi dahsyat yang menewaskan ribuan orang di Turki dan Suriah. Ratusan jamaah mengikuti sholat tersebut pada Senin (6/2/2023) waktu setempat.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki menyampaikan, gempa berkekuatan 7,8 melanda Turki wilayah tenggara pada Senin (6/2/2023) pukul 04.17 pagi waktu setempat. Pusat gempa berada di distrik Pazarcik Provinsi Kahramanmaras. Selang beberapa menit, terjadi gempa susulan, dengan pusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep.
Bencana tersebut menewaskan sedikitnya 1.498 dan melukai 8.533 warga di Turki. Selain Turki, gempa tersebut juga mengguncang Suriah, hingga sedikitnya menewaskan 783 orang dan ratusan lainnya terluka akibat gempa, berdasarkan data Kementerian Kesehatan rezim Suriah dan Pertahanan Sipil Suriah.
Seorang penyintas gempa bumi terkeras di Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir, Berjin, menceritakan apa yang dialaminya. Dia mengatakan gempa meruntuhkan gedung-gedung seperti kertas tisu.
Berjin dan sepupunya Rojhat hendak pulang ke Kota Van usai liburan di Provinsi Diyarbakir, Turki, saat gempa terjadi. Pada Senin (6/2/2023) dini hari gempa menghancurkan gedung tempat Rojhat pemain sepak bola lokal, tidur.
Setelah tim penyelamat tiba untuk menyelamatkan orang di bawah puing-puing, Berjin menunggunya selama berjam-jam di depan gedung yang hancur. Usai Rojhat berhasil diselamatkan, keduanya pulang ke Van, dan di sana mereka merasakan gempa susulan.
"Mohon berhenti, ini gempa yang sangat kuat, mohon berhenti," kata Berjin sambil menangis dalam rekaman video yang memperlihatkan furnitur dan lampu-lampu di rumahnya bergoyang, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (7/2/2023).
Berjin berada di luar rumahnya di tengah suhu udara di bawah 15 derajat Celsius setelah gempa susulan. Gedung tempat tinggalnya adalah salah satu dari banyak gedung yang belum direnovasi usai gempa 2011 yang menewaskan ratusan orang.