Jumat 10 Feb 2023 11:03 WIB

Kemenhan Sebut TNI Beli Drone Bayraktar TB2 dan Anka dari Turki

Nantinya, PT DI akan memproduksi drone bersama Baykar dan TAI di hangar Kota Bandung.

Drone Bayraktar TB2 buatan Turki ikut parade militer yang didedikasikan untuk Hari Kemerdekaan di Kyiv, Ukraina, Jumat, 20 Agustus 2021.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Drone Bayraktar TB2 buatan Turki ikut parade militer yang didedikasikan untuk Hari Kemerdekaan di Kyiv, Ukraina, Jumat, 20 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) siap membeli dua jenis pesawat tempur tanpa awak atau unmanned combat aerial vehicles (UCAVs) dari pabrikan Turki. Kedua perusahaan yang digandeng Kemenhan adalah Baykar yang populer dengan produknya Bayraktar TB2 dan Anka yang diproduksi Turkish Aerospace Industries (TAI).

Dua pabrikan di Turki milik swasta itu digandeng karena sudah terbukti mampu memproduksi drone yang sudah battle proven. "Ada dua Bayraktar dan Anka (TAI)," kata sumber di Kemenhan kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Menurut pejabat tinggi Kemenhan tersebut, nantinya, baik Baykar maupun TAI siap memberikan transfer teknologi kepada PT Dirgantara Indonesia (DI) ketika TNI resmi mengakuisisi drone. PT DI dipilih kedua perusahaan Turki tersebut untuk nantinya melakukan produksi bersama drone tempur di hangar Kota Bandung. "Akan bekerja sama dengan PT DI," kata sang sumber.

Pejabat tersebut menyinggung pembelian drone menyikapi berita yang muncul di Janes. Dilaporkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyetujui permintaan TNI untuk pengadaan pesawat tempur tak berawak (UCAV) dengan dana pinjaman luar negeri. Saat ini, Kemenhan sedang mengevaluasi pemberi pinjaman yang cocok untuk ini untuk membiayai proyek tersebut.

UCAV adalah bagian dari daftar 16 program pembelian alutsista TNI pada 2023, yang diizinkan untuk menggunakan pinjaman luar negeri. Kemenkeu menyetujui sistem pembiayaan itu, dengan syarat kontrak formal ditandatangani Kemenhan sebelum 31 Desember 2023.

Persetujuan untuk pengadaan drone diberikan secara terpisah untuk masing-masing tiga angkatan, yaitu TNI AD, AL, dan AU, beserta amunisi yang dipasang di drone. Untuk TNI AU, Kemenkeu telah mengizinkan jumlah pinjaman hingga 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,29 triliun untuk pengadaan drone. Dan angka maksimal 38,115 juta dolar AS atau sekitar Rp 577 miliar untuk pengadaan amunisi yang dipasang di drone.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement