REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama tujuh jenama busana muslim Indonesia sukses menggelar peragaan busana (fashion show) Indonesia Now - New York Fashion Week (NYFW) di New York, Amerika Serikat, Senin (13/2/2023) waktu setempat.
"Hari ini kita telah menyaksikan tujuh jenama modest fashion Indonesia hadir di ajang NYFW. Melalui kegiatan ini, modest fashion Indonesia diharapkan lebih dikenal lagi di kancah internasional," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Ketujuh jenama yang ikut dalam NYFW tersebut, yaitu Buttonscarves, KAMI., Am by Anggiasari, Ayu Dyah Andari X BT Batik Trusmi, Zeta Prive, Lenny Hartono, dan Nada Puspita. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) tahun 2022 yang digagas Kementerian Perdagangan.
Didi menjelaskan, Amerika Serikat merupakan pasar yang penting bagi produk fesyen Indonesia karena jumlah penduduknya yang mencapai 331 juta jiwa dan merupakan importir pakaian terbesar di dunia.
"Kehadiran tujuh jenama modest fashion Indonesia pada peragaan busana di NYFW diharapkan menjadi momentum untuk memperkenalkan fesyen Indonesia ke masyarakat penggiat fesyen di Amerika Serikat," katanya.
Peragaan busana Indonesia Now disaksikan langsung lebih dari 500 undangan yang terdiri atas pimpinan kementerian/lembaga, Duta Besar RI untuk USA, dan Konjen RI di New York, penulis blog (blogger), pemengaruh (influencer), key opinion leader (KOL), buyer, dan media internasional.
"Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington, Konsulat Jenderal RI di New York, dan Perwakilan Perdagangan RI di Amerika Serikat, mendukung penuh misi memperkenalkan produk modest fashion Indonesia ke Amerika Serikat," tambah Didi.
Lebih lanjut, industri busana muslim Indonesia berkembang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat ini tidak terlepas karena supply chain ecosystem yang semakin baik, desain yang unik dan berkualitas baik, pasar domestik yang besar, serta niaga elektronik (e-commerce) yang semakin berkembang.
"Pemerintah percaya diri akan produk fesyen domestik. Produk fesyen Indonesia memiliki kualitas dan desain yang baik, harga bersaing, serta komitmen dan nilai (attitude) bisnis dari merk Indonesia. Untuk itu, kami mengajak buyer atau pelaku usaha di USA untuk bekerja sama dengan merk Indonesia," ujar Didi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto menyampaikan dukungannya terhadap pagelaran busana tujuh jenama busana muslim Indonesia di NYFW.
"Kami berharap, tampilnya desainer Indonesia di NYFW dapat menjadikan jenama Indonesia mendunia dan tidak kalah dengan jenama terkenal lainnya. Pemerintah tentunya terus mendukung agar produk Indonesia dapat mendunia," kata Suhanto.
Dalam peragaan busana di NYFW ini, tujuh jenama busana muslim Indonesia menampilkan koleksi terbaiknya. Buttonscarves memamerkan busana siap pakai bertema "The Dream Capsules" yang terinspirasi dari gaya modern masa kini yang dibalut dengan gaya modest yang dinamis dan modern.
Sementara itu KAMI. menampilkan koleksi bernama "Charaka" yang terinspirasi dari kekayaan lokal yakni Kain Tapis Lampung. Zeta Priv mengusung tema modest yang elegan, modern, dan siap pakai dipadukan dengan American style dengan sentuhan palet warna lembut.
Selanjutnya, AM by Anggiasari mengusung konsep mode fesyen berkelanjutan atau ramah lingkungan (sustainable fashion) dengan memakai kain denim sisa dari garmen lokal Indonesia dan dikombinasikan dengan bahan yang ramah lingkungan dan nyaman di kulit penggunanya.
Lenny Hartono menampilkan koleksi yang mengangkat kain songket dari Sidemen, Bali, dengan motif bunga Patra Sari yang biasa digunakan untuk menghiasi bangunan khas Bali.
Nada Puspita mengusung tema busana muslim dengan sentuhan desain feminin dan klasik yang membuat koleksi ini terlihat semakin elegan dan anggun. Ayu Dyah Andari berkolaborasi dengan BT Batik Trusmi mengusung koleksi dengan motif bunga dipadukan dengan batik Mega Mendung.