ANTARIKSA -- Panel keamanan NASA mengkhawatirkan budaya keselamatan dan tenaga kerja NASA saat persiapan peluncuran misi Artemis berawak pertama. Walau begitu, Panel Penasihat Keselamatan Dirgantara (ASAP) memuji NASA atas keberhasilan uji terbang tanpa awak Artemis 1 pada akhir 2022.
Misi tersebut menampilkan peluncuran pertama roket Space Launch System, mengirim pesawat ruang angkasa Orion ke sekitar bulan, kemudian kembali ke bumi tiga setengah pekan setelah lepas landas. “Peluncuran dan pendaratan bersejarah Artemis I jelas sukses,” tulis panel tersebut dalam laporan tahunan yang dikeluarkan awal Februari ini.
Namun, panel mengajukan pertanyaan tentang budaya keselamatan badan secara keseluruhan, terutama yang berlaku untuk rangkaian misi Artemis. Panel mengaku prihatin karena perhatian NASA terhadap budaya keselamatan yang sehat kemungkinan telah berkurang.
"Membuat NASA rentan terhadap kelemahan yang sama yang menyebabkan kegagalan sebelumnya. Kekhawatiran ini diperparah oleh keadaan seputar keputusan NASA untuk membatalkan peluncuran Artemis I pada awal September,” tulis panel.
Itu merujuk pada masalah yang muncul selama upaya kedua meluncurkan misi Artemis 1 pada 3 September 2022. Para pejabat NASA mengatakan, pada saat itu terjadi tekanan berlebih yang tidak disengaja dari jalur hidrogen cair sehingga merusak segel. Hal itu menyebabkan kebocoran besar hidrogen cair yang tergores. Mereka berspekulasi bahwa kesalahan manusia menyebabkan tekanan berlebih.
Dalam laporannya, ASAP mengatakan, kesalahan perintah manual dari pusat kendali peluncuran menyebabkan kebocoran. "Kesalahan perintah dalam sistem kritis adalah kondisi serius yang, dalam hal ini, dapat membahayakan kendaraan dan landasan peluncuran," katanya.
Panel, tulis ASAP, telah mengetahui kesalahan tersebut dikomunikasikan secara langsung kepada Direktur Peluncuran dan di forum internal dan publik. Hal itu dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan harapan yang ditetapkan dalam pelatihan manajemen program Artemis.
Laporan tersebut tidak menjelaskan secara spesifik tentang bagaimana kesalahan komunikasi gagal memenuhi harapan. Mereka menyebut insiden itu sebagai kesempatan penting yang terlewatkan untuk memastikan keamanan bagi orang. "Untuk mengungkapkan kesalahan dan bahwa orang dapat menawarkan informasi terkait risiko tanpa takut akan tudingan," tulis ASAP. Baca: NASA sempurnakan arsitektur misi Artemis ke Bulan dan Mars.
ASAP pun mempertanyakan, apakah contoh kasus tersebut mewakili satu momen unik dari ketidakpedulian belaka atau kelemahan yang sudah mendalam. "Ini berfungsi untuk mengingatkan NASA akan kebutuhan kritis untuk memperhatikan prinsip dasar budaya keselamatan yang sehat."
ASAP juga menyuarakan keprihatinan tentang tenaga kerja agensi, termasuk mereka yang terlibat dalam misi Artemis. Kesenjangan panjang antara Artemis 1 dan Artemis 2, yang diperkirakan akan diluncurkan akhir 2024, dapat mengakibatkan hilangnya keahlian.
Panel tersebut memperingatkan adanya potensi pengurangan yang signifikan dalam ukuran dan tingkat pengalaman tenaga kerja setelah selesainya misi Artemis I. Ada laporan bahwa sejumlah besar pekerja berpengalaman mungkin akan pensiun setelah Artemis I. "Yang berdampak pada basis pengetahuan penduduk yang tersisa untuk mengeksekusi Artemis II,” kata laporan ASAP. Panel juga mencatat, ketidakteraturan dalam misi Artemis akan menimbulkan tantangan besar, bahkan bagi tenaga kerja yang berpengalaman.
Untuk diketahui, Artemis adalah misi ambisius NASA untuk mendaratkan kembali manusia ke bulan, lalu ke Mars. Misi Artemis I yang merupakan uji coba roket dan kapsul Orion telah berhasil mengorbit bulan. Lebih lanjut, NASA juga akan mulai mempersiapkan Artemis II yang dijadwalan meluncur pada 2024.
Misi Artemis II akan membawa astronot terbang dengan pesawat Orion. Lalu, di awal 2025 atau 2026, NASA berharap bisa mendaratkan astronot di Bulan. Sumber Space.com
Baca juga:
NASA Sempurnakan Arsitektur Misi Artemis ke Bulan dan Mars
Penampakan Pemukiman Canggih Manusia Bulan untuk Misi Artemis NASA
NASA Siapkan Opsi Kedua Pesawat Artemis Bulan, Bagaimana Nasib Starship SpaceX?