REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- PSG mengalami kerugian besar senilai 370 juta euro pada musim lalu dan memiliki tagihan gaji pemain yang besar, khususnya untuk membayar upah Mbappe, Lionel Messi dan Neymar. Pada Desember tahun lalu, Presiden PSG Nasser al-Khelaifi mengakui klub penguasa Liga Prancis itu telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor tentang potensi penjualan 15 persen sahamnya.
Penawaran untuk membeli Manchester United pun jadi sinyal uang Qatar akan berpindah dari Paris. Apalagi, ada perselisihan dengan dewan kota Paris atas upaya PSG untuk membeli stadion Parc des Princes dari otoritas setempat. Perselisihan itu disebut telah meninggalkan kesan buruk bagi para pemilik klub itu.
"Qatar telah berinvestasi sangat banyak dan berpikir bahwa kemurahan hati mereka tidak dihargai," kata pengamat dinamika negara-negara Teluk dan olahraga dari Universitas Tours di Prancis Raphael Le Magoariec kepada AFP, seperti dilansir pada Selasa (21/2/2023).
Meski demikian, hubungan Prancis dengan Qatar, yang memiliki saham di berbagai korporasi multinasional Prancis, membuat negara tersebut tidak mungkin mengalihkan modalnya dari klub seperti PSG.
"Paris adalah platform yang memberi Qatar panggung di dunia," kata Le Magoariec.
Namun ada kemungkinan kecil perubahan dalam strategi di PSG, mengingat klub itu diawasi ketat oleh UEFA untuk memastikan mereka sejalan dengan aturan Financial Fair Play (FFP) dari badan sepak bola Eropa tersebut.
"Mungkin investasinya berkurang. Mereka telah mengencangkan ikat pinggang karena aturan FFP," kata Guegan.
"Tapi mereka akan membuka diri untuk investor-investor asing, dan tergantung dari identitas para investor tersebut kita akan melihat apakah klub itu terus menjadi aset dalam strategi visibilitas Qatar atau apakah mereka beralih ke tahap yang berbeda."