REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Malaysia mengutuk peluncuran rudal balistik baru-baru ini oleh Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik jarak antarbenua pada 18 Februari 2023. Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangan pers dikeluarkan di Putrajaya, Selasa (21/2/2023), menyebutkan Malaysia sangat menyesalkan kejadian itu yang merupakan ancaman serius untuk perdamaian dan keamanan dunia.
Tindakan Korea Utara tersebut hanya akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan menghambat prospek perdamaian abadi di Semenanjung Korea.
Malaysia mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan ilegal lebih lanjut, mematuhi kewajiban berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang relevan dengan komitmen internasional.
Malaysia juga mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan program rudal nuklir dan balistik.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa sangat penting bagi pihak- pihak terkait untuk melanjutkan dialog guna mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke Laut Jepang, Senin (20/2/2023), sehari setelah Amerika Serikat (AS) mengadakan latihan gabungan dengan sekutu Asia Timur dan dua hari setelah negara tertutup tersebut meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM).
Kedua rudal tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang dan tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal, kata kementerian.
Rudal pertama diluncurkan sekitar pukul 6:59 pagi, mencapai ketinggian sekitar 100 km dan menempuh jarak sekitar 400 km, sedangkan yang kedua diluncurkan sekitar pukul 7:10 pagi, mencapai ketinggian sekitar 50 km dan menempuh jarak sekitar 350 km, menurut kementerian.