Senin 27 Feb 2023 18:35 WIB

Cina Blokir ChatGPT, Ada Apa?

ChatGPT dituding akan menggunakan teknologi untuk menyebarkan propaganda.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Cina adalah salah satu negara yang ketat di dunia terkait internet dan media karena mengontrol berita, lingkungan daring, dan platform media sosial.
Foto: ABC News
Cina adalah salah satu negara yang ketat di dunia terkait internet dan media karena mengontrol berita, lingkungan daring, dan platform media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Cina telah memblokir ChatGPT OpenAI karena khawatir perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut akan menggunakan teknologi kecerdasan buatannya (AI) untuk menyebarkan propaganda. Perusahaan teknologi besar secara nasional telah diperintahkan untuk tidak menawarkan chatbot kepada publik, khususnya perusahaan dalam bisnis aplikasi media sosial.

Namun, pengguna Cina tetap menemukan celah di tengah larangan tersebut. Mereka menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) dan banyaknya program yang dirilis oleh pengembang pihak ketiga di aplikasi media sosial WeChat Tencent menawarkan layanan dari ChatGPT.

Baca Juga

Regulator Cina memberi tahu perusahaan teknologi Tencent dan Ant Group (anak perusahaan raksasa lokapasar Alibaba) untuk membatasi akses ke ChatGPT dan melapor ke pejabat sebelum merilis chatbot mereka sendiri. Cina adalah salah satu negara yang ketat di dunia terkait internet dan media karena mengontrol berita, lingkungan daring, dan platform media sosial.

Selain ChatGPT, Cina juga melarang Facebook, Instagram, Reddit, YouTube, Wikipedia dan beberapa layanan Google lain. Namun, AS juga tampaknya akan melarang aplikasi Cina TikTok karena ketakutan yang sama seperti China terhadap ChatGPT.

Gerai media milik negara China Daily melaporkan ChatGPT dapat membantu pemerintah AS dalam penyebaran disinformasi dan manipulasi narasi globalnya untuk kepentingan geopolitiknya sendiri.

“Pemahaman kami sejak awal adalah ChatGPT tidak akan pernah bisa masuk ke Cina karena masalah sensor dan China akan membutuhkan versi ChatGPT-nya sendiri," kata seorang eksekutif dari perusahaan teknologi terkemuka yang tidak disebutkan namanya.

Dikutip Daily Mail, Ahad (26/2/2023), seorang eksekutif dari pemain teknologi Cina terkemuka lainnya mengatakan perusahaan tersebut tidak memiliki rencana untuk menggunakan ChatGPT. Bahkan, sebelum larangan tersebut diluncurkan.

"Kami telah menjadi sasaran regulator Cina di tengah tindakan keras industri teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, meskipun tidak ada larangan seperti itu, kami tidak akan pernah mengambil inisiatif untuk menambahkan ChatGPT ke platform kami," ujar dia.

Awal bulan ini, CNBC melaporkan perusahaan Cina, termasuk Alibaba dan NetEase, mengumumkan rencana untuk meluncurkan versi ChatGPT mereka. Alibaba dikabarkan sedang mengerjakan chatbot bertenaga AI yang akan diintegrasikan ke dalam produk komputasi cloud-nya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement