Ahad 26 Feb 2023 23:07 WIB

Penanganan Kanker Harus Dilakukan Bersama Pemerintah dan Swasta

Pemerintah dibantu swasta terus melakukan terobosan dalam penanganan kanker.

MRCCC memperkenalkan alat pendiagnosa kanker PET CT Scan, Ahad (10/2/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
MRCCC memperkenalkan alat pendiagnosa kanker PET CT Scan, Ahad (10/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker dinilai sebagai penyakit katastropik penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun. Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), John Riady, mengatakan penanganan penyakit kanker harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah dan swasta. 

"Sebab, anggaran pembiayaan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan untuk penyakit kanker menempati peringkat kedua tertinggi setelah penyakit jantung sebesar Rp 3,5 triliun,” kata John melalui keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (26/2/2023). 

Berdasarkan data Global Cancer Statistics (Globocan), di Indonesia pada tahun 2020, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian mencapai 234.511 orang. Perempuan adalah kelompok berisiko tinggi terkena kanker. 

Tercatat kanker payudara sebanyak 65.858 kasus dan kanker leher rahim 36.633 kasus. Sedangkan laki-laki paling banyak menderita kanker paru yaitu 25.943 kasus dan kanker kolorektal  21.764 kasus.

Melihat kondisi itu, John menegaskan langkah-langkah konkret SILO untuk mendukung upaya pemerintah menekan risiko penyakit kanker di Indonesia. Sejak 2011 perseroan mengoperasikan  pusat penanganan kanker Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC), berperan sebagai Center of Excellence (CoE) untuk penanganan kanker di Indonesia. 

Selain memiliki fasilitas perawatan mumpuni, MRCCC juga menyediakan dokter spesialis, fasilitas khusus, hingga layanan komprehensif, dan spesifik untuk perawatan pasien. “Kami menyadari peran dan tanggung jawab besar yang harus diemban rumah sakit swasta untuk melayani masyarakat," katanya.

"Saya pastikan MRCCC berada di garda terdepan untuk mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia, yang dipimpin Kementerian Kesehatan  dalam mengikis kesenjangan penanggulangan kanker di daerah,” ujar dia menambahkan. 

Sebagai satu-satunya pusat kanker swasta terakreditasi dan pusat kanker tersier rujukan, MRCCC juga berperan signifikan sebagai fasilitas deteksi dini, bedah onkologi, kemoterapi, dan radioterapi secara terpusat di satu lokasi. Hingga akhir 2022, MRCCC telah melayani lebih dari 91 ribu pasien kanker, lebih dari 34 ribu radioterapi, lebih dari 10.000 kemoterapi, lebih dari 4.600 prosedur pemindaian PET-CT Scan, dan melakukan lebih dari 2.900 tindakan operasi. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kanker adalah salah satu dari delapan penyakit yang banyak membobol anggaran BPJS Kesehatan. Pemerintah terus bersinergi dengan rumah sakit swasta untuk mengajak masyarakat agar berani melakukan deteksi dini kanker.

“Kanker yang ditemukan pada stadium yang lebih dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90 persen. Salah satu upayanya adalah melalui deteksi dini,” kata Menkes. 

Menkes mengatakan deteksi dini pada kanker dapat dilakukan dengan beberapa metode. Contohnya kanker payudara dengan cara pengecekan menggunakan metode Sadanis (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri). “Pemerintah dibantu swasta terus melakukan terobosan dalam penanganan berdasarkan jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat,” kata Menkes.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement